Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Klaim Negara Lain, Wagub NTT Minta Kain Tenun Didaftarkan ke Kemenkumham

Kompas.com - 18/09/2022, 09:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef A Nae Soi, meminta para bupati dan wali kota di wilayahnya segera mendaftarkan kain tenun dan ekspresi budaya tradisional lainnya ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sebagai kekayaan intelektual komunal.

Hal itu, menyusul klaim dari negara Sri Lanka terhadap alat musik Sasando. Padahal, Sasando merupakan alat musik asli dari Pulau Rote, NTT.

"Saya mengimbau ke pemerintah daerah dan masyarakat untuk daftarkan kain tenun dan ekspresi budaya tradisional lainnya, agar kita tidak kecolongan lagi baik di tingkat nasional maupun internasional," kata Josef kepada sejumlah wartawan di Kupang, Sabtu (17/9/2022).

Baca juga: Mengenal Kain Tenun NTT: Proses Pembuatan, Jenis , Fungsi, dan Motif

Menurut Josef, Kemenkumham yang akan mendaftarkan kain tenun maupun budaya tradisional asal NTT ke Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia atau World Intellectual Property Organization (WIPO).

WIPO merupakan salah satu badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas di Jenewa, Swiss.

"Setelah didaftarkan, maka Kemenkumham yang akan mewakili Indonesia ke dunia internasional, mulai dari paten dan merek indikasi geografis," kata Josef.

Josef berharap, pemerintah kabupaten dan kota di NTT bisa segera menindaklanjuti permintaannya itu.

Baca juga: Perajin Tenun di Jombang Cabuli Anak Kandung, Polisi: Korban Dicabuli sejak Kelas 4 SD

Josef menjelaskan, WIPO akhirnya mengakui alat musik Sasando berasal dari NTT.

Sebelumnya, alat musik tradisional asal Pulau Rote NTT itu, sempat diklaim Sri Lanka.

Negara di Asia Selatan itu, sempat mendaftarkan alat musik Sasando sebagai hak kekayaan intelektual mereka ke WIPO.

Menyikapi hal itu, pemerintah Provinsi NTT lalu meyakinkan WIPO, sehingga organisasi yang merupakan salah satu badan khusus di PBB yang bermarkas di Jenewa, Swiss, batal menyerahkan hak kekayaan intelektual kepada Sri Lanka.

"Ada satu negara dan saya tidak perlu menyebutkan nama negara itu, mereka mengklaim alat musik mereka sama persis dengan alat musik kita sasando," ungkap Josef.

Karena itu, pihaknya langsung bertemu dengan WIPO untuk memberikan kepastian soal status kepemilikan alat musik Sasando.

"Dirjen WIPO mengatakan, mereka tidak bisa memastikan, karena harus melihat dulu kolaborasi antara Sasando dengan kekayaan intelektual, ekspresi budaya tradisional dari Indonesia," kata Josef.

Setelah mendengar penjelasan dari WIPO, pada 9 September 2022 lalu, Josef membawa rombongan kebudayaan dari NTT menuju Jenewa, Swiss.

Di hadapan ratusan diplomat dari seluruh dunia, rombongan kebudayaan menampilkan musik sasando dengan nyanyian.

Usai tampil, WIPO akhirnya mengakui Sasando berasal dari Indonesia.

"Mereka pun mengatakan, Sasando merupakan intelektual asli dari Indonesia khususnya NTT," kata Josef.

Setelah itu, Josef diundang ke kantor WIPO dan rencananya sertifikat kekayaan intelektual alat musik Sasando akan diserahkan WIPO pada 9 November 2022 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com