Selain itu, ada juga tradisi baronjin. Ini adalah tradisi makan bersama setelah hasil panen sebagai ucapan syukur atas pertolongan Tuhan yang maha Kuasa.
Selain itu, nantinya di acara tahunan tersebut juga ada Festival Layang-layang Internasional. Menurut Zul, ada beberapa peserta dari negara lain yang sudah mendaftarkan diri, yakni India, Malaysia, Brunei Darusalam, Polandia, dan Jepang.
Selain pemandangan alam dan budaya, satu hal yang tak ketinggalan adalah kulinernya.
Beras Solok sudah lama dikenal masyarakat Sumatera Barat dan daerah lain dengan rasa nasi pera yang khas.
"Beras Solok Alhamdulliah sudah diakui oleh Kementerian Pertanian. Dengan kondisi geografisnya, beras yang ada di Solok memiliki ciri khas rasa sendiri," ungkap Zul.
Baca juga: Kelinci Sumatera yang Terancam Punah Ditemukan di Solok, Mati Setelah Dirawat Intensif
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pertanian, Kabupaten Solok merupakan salah satu penghasil beras utama dan bermutu tinggi yang pada tahun 2019 mencapai luas panen 65.689,5 hektar dengan tingkat produktivitas rata-rata 5,62 t/ha. Lahan sawah di Kabupaten Solok berada pada daerah dengan topografi lereng berjenjang mulai elevasi dataran rendah (300 m dpl) sampai dataran tinggi (1.450 m dpl).
Selain beras, satu lagi kuliner khas Solok adalah rendang. Zul bahkan menyebut sebagai rendang terenak di dunia.
"Ini dibuktikan dengan beberapa kali festival rendang di Sumbar, rendang solok jadi juara terus," ungkap dia.
Menurut Zul, rendang solok memiliki tekstur yang empuk dan ada olahan rempah rahasia di dalamnya.
"Ini beberapa tradisi yang sudah mengakar di Solok," ungkap Zul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.