Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omed-omedan dari Bali: Pengertian, Asal-usul, dan Cara Pelaksanaan

Kompas.com - 13/09/2022, 15:22 WIB
Dini Daniswari

Editor

Tradisi Omed-omedan sempat dihentikan penyelenggaraannya di Desa Sesetan.

Saat dihentikan terjadi kejadian aneh, yakni dua ekor babi yang saling berkelahi di depan pelataran pura.

Masyarakat menganggap kejadian itu sebagai pertanda buruk, akhirnya tradisi Omed-omedan dilakukan kembali.

Baca juga: Jalin Silaturahim Lewat Tradisi Omed-omedan

Cara Pelaksanaan Omed-omedan

Dalam tradisi Omed-omedan, peserta akan dibagi menjadi dua kelomppok, yaitu kelompok wanita (taruni) dan pria (taruna).

Sebelum acara dimulai, semua peserta mengikuti upacara persembahyangan di Pura Banjar.

Dalam persembahyangan tersebut, mereka memohon kebersihan hati dan kelancaran dalam melaksanakan ritual Omed-omedan.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pertunjukan Tari Barong Bangkung (Barong Babi) dimaksudkan untuk mengingatkan kembali peristiwa beradu sepasang babi hutan di desa ini.

Saat pelaksanaan ritual, kedua kelompok salingberhadap-hadapan yang diatur oleh polisi adat (pacalang).

Selanjutnya, secara bergantian dipilih satu orang dari masing-masing kelompok untuk diangkat dan diarak pada posisi paling depan barisan.

Kedua kelompok itu saling beradu, pemuda dan pemudi yang paling depan harus saling berpelukan satu sama lain.

Saat saling berpelukan, masing-masing kelompok akan menarik rekannya hingga salah satu dari dua orang yang tengah berpelukan itu terlepas.

Baca juga: Tradisi Makepung di Jembrana, Bali, Sejarah, Makna, dan Tujuan

Jika kedua muda mudi itu tidak dapat dilepaskan, panitia akan menyiram dengan air hingga basah kuyup.

Saat kedua pasangan pemuda pemudi itu saling bertemu dan berpelukan erat, ada kalanya mereka saling beradu kening, pipi, dan bahkan bibir.

Masyarakat luar kerap salah kaprah mengartikan ritual ini sebagai saling berciuman.

Di masa lalu, masyarakat Desa Sesetan memandang tradisi Omed-omedan sebagai wujud masima krama atau dharma shanti (menjalin silaturahmi) antar sesama warga.

Dalam perkembangannya, tradisi Omed-omedan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kemudian, masyarakat mengemas menjadi festival dengan tajul Omed-omedan Cultural Heritage yag dimeriahkan dengan bazzar dan panggung pertunjukkan.

Sumber:

www.denpasarkota.go.id dan student-activity.binus.ac.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com