Anita mengungkapkan, selama seminggu, ia masuk mengajar selama lima hari.
Dalam sehari, Anita menghabiskan waktu selama 5 jam untuk mengajar.
Di sekolah itu, ia mengajar 30 anak didik. Usianya pun beragam, mulai dari empat hingga enam tahun.
Baca juga: Pelaku Pembacokan Saat Acara Organ Tunggal di Bima Ditangkap
Anita bercerita dirinya pernah mendapatkan gaji Rp 600.000 per tahun. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sejak tiga tahun silam sampai sekarang, dia mengaku diberi upah Rp 1 hingga Rp 2 juta per tahunnya.
Kendati demikian, gaji yang ia dapatkan rupanya tak cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
Dengan upah sekecil itu, Anita harus memberikan makan kedua orangtuanya yang kini sudah renta. Belum lagi untuk membayar listrik dan yang lainnya.
Ia pun harus pandai-pandai mengatur keuangan dan mencari penghasilan tambahan untuk bisa menyambung hidup.
"Kalau ngomong soal gaji, gimana ya, sebenarnya tidak cukup. Karena tidak sesuai dengan kebutuhan. Biaya hidup sekarang sangat besar, terutama kebutuhan sehari-hari yang semakin hari semakin mahal. Sementara pemasukan sedikit," ujarnya
Baca juga: Keributan di Acara Organ Tunggal Berujung Pembacokan, 2 Warga Desa di Bima Saling Blokade Jalan
Meski menerima gaji yang kecil, Anita tidak mau berhenti mengajar.
Baginya, mengajar bukan sekadar hobi atau cara untuk mendapatkan uang, melainkan sebuah panggilan jiwa demi dapat memberikan pendidikan bagi generasi bangsa. Dia pun tetap senang menjalani profesinya.
"Saya ikhlas mengajar, bukan gaji yang kita tuntut. Bagi saya pendidikan anak-anak itu sangat penting. Kebetulan saya senang dan nyaman sama anak-anak. Kalau pun tidak digaji, enggak apa-apalah, kan ada pahala yang kita dapat," tuturnya
Anita mengakui, kesejahteraan guru honorer memang masih terpuruk. Ibarat api yang jauh dari panggang. Tentu saja, hal itu tidak berbanding lurus dengan jasa guru yang mengajari murid hingga menjadi pandai.
"Gaji yang kita dapat dari guru honorer masih jauh dari kata layak. Harusnya ini ada perhatian serius dari pemerintah," kata dia.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 1 September 2022
Dengan penghasilan kecil itu, Anita kini harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan sampingan pun dilakukannya, bahkan apa saja ia kerjakan demi bertahan hidup. Termasuk mencari penghasilan tambahan dengan menjadi pengemudi ojek online.
"Yang penting dapat penghasilan, apa saja saya kerjakan, termasuk ojek. Ini aktivitas saya sehari-hari selain jadi guru," tutur Anita.
Baca juga: Berkenalan dengan James Bond, Kuda Pacuan Gubernur NTB, Diberi Makan Madu hingga Telur Ayam Kampung