Nini mengatakan, pihak Kesdam mengaku bahwa korban hanya diamankan untuk dilakukan pembinaan. Dan, saat diserahkan ke Polresta Ambon, wajahnya belum bengkak seperti kondisi saat ini.
"Pertanyaannya, berarti yang pukul itu anggota Polisi? Sementara F mengaku yang pukul adalah oknum anggota TNI," paparnya.
Sesuai penuturan F, Nini mengatakan, penganiayaan itu dilakukan secara bergantian oleh lebih dari 10 oknum TNI, satu di antaranya berinsial Serda AN.
Korban F sempat dua kali dilarikan ke RS Bhayangkara Ambon karena kondisi kesehatannya lemah akibat penganiayaan tersebut.
"Kita buat pendampingan supaya kasus seperti ini jangan lagi terulang. Kalau ada yang salah, ini negara hukum dan proses sesuai hukum, bukan dipukul dan ditendang seperti yang dialami F," kesalnya.
Baca juga: Video Viral 2 Perempuan Berkelahi di Trotoar Kota Ambon, Warga Berusaha Melerai
Menurut Nini, korban sebenarnya tidak berniat mencuri motor milik anggota TNI tersebut, namun hanya dipinjam sebentar untuk membantu mendorong sepeda motor teman korban yang sedang mogok.
"Dari keterangan korban dia tidak berniat mencuri motor itu tapi ingin membantu mendorong sepeda motor temannya yang sedang mogok. Kebetulan motor yang diambil itu tak perlu pakai kunci jadi dibawa itu sudah dua kali korban bawa motor itu tapi dikembalikan lagi jadi dia tak berniat mencuri motor," ungkapnya.
"Kita tak ganggu proses di kepolisian. Biarlah dia (F) pertanggungjawabkan perbuatannya. Yang kami kawal ini tindakan pemukulan yang dilakukan sejumlah oknum TNI Kesdam," katanya.
Terkair kejadian itu, Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura Kolonel Arh Adi Prayogo yang dikonformasi Kompas.com tidak merespons.