Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nggusah", Alat Pengusir Burung Tenaga Surya Hasil Penemuan Akademisi UKSW yang Mudahkan Kerja Petani

Kompas.com - 29/08/2022, 20:16 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Burung biasa menjadi hama jelang saat menjelang panen padi. Petani pun harus selalu siaga agar padi di sawah bisa terselamatkan.

Biasanya dengan tali dan kaleng-kaleng yang dirangkai, petani berusaha mengusir burung-burung yang hinggap di padi milik mereka. 

Namun, dengan penemuan tiga akademisi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, para petani bisa bernapas lega. Dengan memanfaatkan panel surya, para akademi membuat alat yang disebut Nggusah yang artinya mengusir hewan.

Baca juga: Ganjar Akan Memulai Penggunaan Mobil Listrik di Lingkungan Pemprov Jateng

Penemuan Nggusah ini diinisiasi Yosua Aditya Wartanto dan Fisya Tari Mindarningtyas dari Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika, serta Tri Sunarno, Laboran Fakultas Sains dan Matematika.

Yosua mengatakan, Nggusah berawal dari keresahan mereka karena melihat petani saat mengusir burung masih menggunakan alat-alat tradisional dan manual.

"Padahal hama burung ini dampaknya cukup signifikan dan sering mengganggu petani. Jadi kami berpikir untuk membantu petani sehingga terciptalah alat ini," jelasnya, Senin (29/8/2022).

Dengan menggunakan panel surya, maka mengusir burung dari tanaman padi lebih praktis, otomatis, dan hemat karena efisien. Nggusah terdiri dari panel surya, solar kontrol, dan motor penggerak.

"Sebagai penyimpan energi, kita menggunakan baterai aki kering 12 volt," jelas Yosua.

Yosua menuturkan Nggusah menggunakan prinsip kerja sederhana. Mulai dari panas matahari yang ditangkap panel surya lalu diolah menggunakan solar kontrol. Selanjutnya disalurkan ke dinamo sebagai motor penggerak.

"Ada juga timer agar bisa diatur nyalanya berapa lama dan bisa diatur durasi untuk pergerakannya,” ungkapnya.

Dengan adanya Nggusah, petani tidak perlu repot berjaga di sawah karena bisa bekerja secara otomatis.

"Intinya sama dengan yang manual, ada tali, kaleng yang diisi batu, dan rumbai-rumbai. Bedanya adalah alat berbentuk kotak itulah yang menggerakkan tali tersebut, yang ditarik dengan alat ini. Sehingga bisa menghasilkan gerakan dan bunyi,” jelas Yosua.

Menurutnya, waktu yang dibutuhkan untuk riset hingga memproduksi Nggusah yakni tiga bulan.

"Kalau biaya sekitar Rp 850.000," terangnya.

Meski belum diproduksi secara massal, Nggusah telah diuji coba.

"Ini bisa menggerakkan tali di sawah dengan luas 2500 meter persegi, kalau daya tahan diperkirakan bisa hingga lima tahun," kata Yosua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Regional
Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Regional
Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Regional
Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Regional
Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Regional
300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

Regional
Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Regional
Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Regional
Pesan Ibu Pratama Arhan ke Timnas U23 Indonesia: Bangkit, Tunjukkan pada Dunia Kita Bisa

Pesan Ibu Pratama Arhan ke Timnas U23 Indonesia: Bangkit, Tunjukkan pada Dunia Kita Bisa

Regional
Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Regional
KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

Regional
Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Regional
Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Regional
HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

Regional
Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com