Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita di NTT Cekik Bayi yang Baru Dilahirkan hingga Tewas

Kompas.com - 26/08/2022, 22:05 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Penyidik Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Alor menangkap SK (23), seorang wanita asal Sifala, Desa Wakapsir, Kecamatan Alor Barat Daya Selatan, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dia ditangkap karena mencekik bayi laki-laki yang baru dilahirkannya hingga tewas.

"Kejadiannya pekan lalu. Hari ini kita datangkan tim medis dari Bid Dokkes Polda NTT untuk melakukan ekshumasi dan otopsi di kuburan keluarga," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Alor Iptu Yames Jems Mbau kepada Kompas.com, Jumat (26/8/2022) malam.

Baca juga: Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi, Sopir Angkot di NTT: Tarif Penumpang Ikut Naik

Jems mengatakan, kasus pembunuhan bayi itu merupakan pelimpahan dari Polsek Alor Barat Daya ke Satuan Reskrim Polres Alor.

Kejadian pembunuhan itu, kata Jems, bermula pada malam hari sebelum kejadian. Saat itu, SK tidur di kamar depan dan merasa sakit perut.

Jelang subuh, SK hendak buang air besar sehingga ia ke toilet di belakang rumah.

Baca juga: Bandar Judi Kupon Putih di Manggarai NTT Ditangkap Saat Merekap Angka di Dapur Rumahnya

Karena di toilet tidak ada air, SK kemudian ke bagian belakang kandang babi.

Saat berada di belakang kandang babi, dalam posisi jongkok, SK ternyata melahirkan seorang bayi.

SK panik karena bayi yang dilahirkan menangis. Sebab, selama ini tidak ada yang mengetahui kehamilannya.

"Pelaku langsung memegang leher bayi tersebut dengan kedua tangannya dan mencekik leher bayi tersebut kurang lebih 1 menit hingga bayi tidak bergerak dan menangis lagi dan akhirnya bayi meninggal," ungkap Jems.

Melihat bayi tersebut sudah meninggal, SK membungkus mayat bayi tersebut bersama dengan placenta dengan kain yang sebelumnya dipakai SK mengikat perutnya.

SK kemudian berjalan menuju lorong antara dapur dan rumahnya. SK lalu mengambil besi gali dan menggali tanah di samping rumahnya untuk mengubur mayat bayi tersebut.

Digigit anjing

Beberapa jam kemudian, tetangga SK, Oktovianus Malaimani, yang baru pulang dari lapangan mendapat laporan dari anaknya tentang adanya bau menyengat dari belakang rumahnya.

Ia lalu mengecek sumber bau itu. Saat itu, Oktovianus melihat seekor anjing menggigit mayat bayi.

"Saat itulah, Oktovianus melihat seekor anjing berdiri sambil menggigit mayat bayi," kata Jems.

Ia kaget dan mengusir anjing tersebut.

Baca juga: Potensi Gelombang 4 Meter di Wilayah Perairan NTT, Nelayan Diminta Waspada

Oktovianus lalu melaporkan kejadian itu ke Kapospol Alor Barat Daya, Aiptu Abraham Legimakani.

Setelah itu, polisi melakukan penyelidikan dan mengetahui bahwa bayi itu dilahirkan oleh SK.

"SK mengaku kalau bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap dengan kekasihnya dan langsung dikubur setelah lahir," ujar dia.

Sementara itu, tim medis menemukan adanya pencekikan dan pembekapan pada mulut dan leher bayi.

Kini, kasus ini masih didalami penyidik Polres Alor dengan meminta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com