Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

51 Kambing yang Masuk Tanjungpinang Secara Ilegal Dipulangkan ke Daerah Asal

Kompas.com - 20/08/2022, 14:17 WIB
Elhadif Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Pihak Karantina akhirnya mengambil tindakan terhadap puluhan ekor kambing yang masuk secara ilegal ke Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pekan lalu.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang melakukan penolakan dengan mengembalikan ke daerah asalnya, yaitu Tanjung Batu, Kabupaten Karimun.

Jumlah kambing yang ditolak tersebut sebanyak 51 ekor. Kambing-kambing itu diberangkatkan dari Kota Tanjungpinang pada Kamis (18/8/2022) malam.

Baca juga: Puluhan Kambing Masuk ke Tanjungpinang Secara Ilegal, 9 Ekor Mati

"Karantina Pertanian tidak memberi ruang bagi pelaku penyeludupan. Tindakan penolakan merupakan tindakan karantina karena pemasukan media pembawa tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Kepala Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, Raden Nurcahyo, Sabtu (20/8/2022).

Raden mengatakan, penolakan kambing ke daerah asal dilakukan untuk mencegah pemasukan penyakit mulut dan kuku (PMK) ke Tanjungpinang.

Dipaparkan Raden, pihaknya mendapatkan laporan tentang masuknya 60 kambing secara ilegal ke Tanjungpinang melalui pelabuhan rakyat di Pulau Dompak.

Setelah diperiksa, ternyata diketahui hewan-hewan ternak itu tidak dilengkapi dengan sertifikat kesehatan hewan dari daerah asal dan tidak dilaporkan kepada Pejabat Karantina.

Petugas kemudian melakukan penyegelan. Pemilik juga dimintai keterangan oleh Penyidik Karantina.

Pemilik kambing sempat diberikan waktu selama 3 hari untuk melengkapi persyaratan. Namun akhirnya Karantina mengambil tindakan penolakan karena pemilik tidak bisa memenuhinya.

"Selanjutnya dilakukan penolakan terhadap kambing tersebut karena tidak dapat memenuhi persyaratan karantina, sebagaimana tercantum pada pasal 35, UU No. 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan," terang Raden.

Raden menyampaikan Pulau Bintan merupakan daerah zona hijau PMK yang harus tetap dijaga dari masuk dan tersebarnya PMK

"Terimakasih kepada masyarakat yang telah memberi laporan, Satgas PMK dan aparat penegak hukum yang telah membackup penegakan hukum karantina. Kami mengajak seluruh pihak dan masyarakat, mari bersama jaga Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan tetap bebas PMK," sebut dia.

Baca juga: Pria di Madiun Bawa Kabur Motor Saat Pura-pura Beli Kambing, Mengaku Anggota TNI Saat Ditangkap

Sementara Sub Koordinator Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, Purwanto menambahkan pihaknya juga mengawal pengembalian kambing-kambing tersebut.

"Kita juga telah melakukan pengawalan pengembalian ke tempat asalnya. Biaya pengembalian ditanggung oleh pemilik kambing," ujar Purwanto.

Pihak karantina juga telah melakukan pemeriksaan terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hasilnya kambing-kambing itu bebas dari penyakit PMK.

Diketahui pemilik mendatangkan sebanyak 60 ekor kambing secara ilegal dari Kabupaten Karimun ke Kota Tanjungpinang, Jumat (12/8/2022). Dari 60 kambing, sebanyak 9 ekor di antaranya mati.

Mengetahui hal tersebut pihak Karantina datang dan melakukan penyegelan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com