Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Agus, Burung yang Biasa Dianggap Hama ini Bisa Laku Rp 10 Juta

Kompas.com - 18/08/2022, 17:25 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Agus Robert (31), warga Bambankerep, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah berhasil menjadikan burung emprit bernilai lebih.

Kini Agus mempunyai beberapa jenis burung emprit seperti emprit Jawa, emprit jenis black head asal Papua, emprit Jepan dan gold amadin asal Australia.

Burung dengan nama ilmiah Esteildidae ini termasuk burung dengan perawatan yang mudah. Namun, di tangan Agus burung tersebut bisa dijual hingga puluhan juta.

Baca juga: 5 Jenis Burung Beo Kecil yang Dapat Dipelihara

"Kalau perawatan ini mudah sekali, makanan burung ini hanya biji-bijian saja dan sayur," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (18/8/2022).

Jika burung-burung lain yang membuat mahal adalah suaranya, berbeda dengan burung emprit. Yang membuat mahal burung emprit adalah warna.

Berdasarkan pengalaman Agus selama ini, warna burung emprit yang paling mahal adalah burung yang mempunyai warna pekat.

"Namun sampai sekarang paking mahal jenis gold amadin, dengan range harga Rp 3,5 juta sampai Rp 10 juta," kata dia sambil menunjukkan burung yang dia pelihara.

Meski merawat burung emprit cukup mudah, tetap dibutuhkan ketelatenan yang baik agar burung tersebut sehat dan terlihat bersih.

"Pasti butuh dibersihkan juga agar terlihat bagus dan sehat juga," ujarnya.

Baca juga: 5 Manfaat Aluminium Foil untuk Tanaman, Bantu Usir Burung dan Hama

Mematenkan nama burung

Sudah tiga tahun lebih Agus bergelut di jual beli burung emprit. Pasar sempat naik turun, namun saat ini harga burung emprit semakin menggila.

"Sekarang permintaan pasar semakin meningkat," imbuhnya.

Saat ini yang banyak dicari adalah burung emprit jenis gold amadis dengan warna kuning keemasan dipadu warna merah dan beberapa warna mencolok lainya.

"Kalau sepasang jenis burung gold amadis bisa sampai Rp 1,5 juta," paparnya.

Saat ini dia juga berusaha untuk melakukan perkawinan silang antara jenis burung emprit yang berbeda.

Baca juga: Burung Pemakan Buah Paling Awal di Bumi, Seperti Apa?

Usahanya itu tak sia-sia. Dari hasil perkawinan silang itu dia mampu mematenkan burung dengan kode VBF atau Vano Bird Fram.

"Nama tersebut diambil dari nama anak saya," ungkapnya.

Sampai saat ini, dia sudah menjual ratusan pasang burung emprit dengan berbagai jenis. Sebagian burung emprit yang kawin silang tersebut juga sudah menetas.

"Beberapa sudah bertelur dan menetas dengan perpaduan warna beragam,” imbunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com