Pasalnya, perilaku tersebut tentu akan berdampak baik bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Namun demikian, menurut Nurhayati, jika semua orang hanya sebatas membuang sampah pada tempatnya, maka sampah akan menjadi beban dan masalah di kemudian hari.
Terlebih, sampah jenis anorganik sangat sulit dan butuh waktu lama untuk bisa terurai.
"Sudah saatnya sekarang sampah harus menjadi tanggungjawab sendiri. Sampahku adalah tanggungjawabku," kata Nurhayati.
Karena itu, guna mengurangi volume sampah yang diproduksi, Nurhayati melakukan pengolahan sampah sejak hulu melalui upaya daur ulang.
Langkah pertama yang ditempuh adalah mendirikan bank sampah dengan memanfaatkan halaman belakang sekolah.
Di bank sampah ini, sampah mulai dipilah berdasarkan jenisnya, seperti organik dan anorganik.
Mengusung konsep ecobrick, sampah anorganik, seperti bungkus plastik, kemasan jajanan, dan botol air mineral bekas diolah menjadi kerajinan.
"Botol-botol plastik yang telah dipadatkan atau diisi dengan cacahan plastik ini selanjutnya dijadikan bahan membuat sofa, kursi, taman baca, kantin, gapura, hingga taman sekolah,” terang Nurhayati.
Sementara untuk sampah organik, ia mengolahnya menjadi ekoenzim, yakni berupa cairan hasil fermentasi yang bisa digunakan sebagai cairan pembersih, pupuk dan disinfektan.
"Hasil daur ulang sampah ini semuanya dimanfaatkan dan diterapkan di lingkungan sekolah," ujar dia.
Nurhayati mengemukakan, seluruh kegiatan daur ulang sampah ini diintegrasikan ke dalam mata pelajaran, sehngga siswa dan guru wajib menjadi bagian di dalamnya.
Menurut dia, kepedulian terhadap lingkungan sejatinya harus ditanamkan sedari dini, dan jenjang pendidikan dasar adalah pondasi untuk menanamkan sikap, moral, karakter dan spiritualitas tersebut.
Baca juga: Kisah Ekky, Anak Muda Pengrajin Wayang Kulit yang Eksis di Kota Semarang
Karena itu, Nurhayati berharap kegiatan ini bisa diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi bagian dari gaya hidup mereka.
“Setidaknya siswa bisa menjadi duta lingkungan bagi dirinya sendiri,“ ujar dia.
Nurhayati pun mengajak masyarakat untuk semakin peduli terhadap lingkungan, dan mulai ambil peran dalam upaya mengurangi beban sampah.
Karena sejatinya, kondisi alam dan lingkungan saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.