Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nurhayati, Tergerak dari Tumpukan Sampah di Belakang Sekolah hingga Kenalkan Siswa Ecobrick dan Ekoenzim

Kompas.com - 11/08/2022, 19:57 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

Pasalnya, perilaku tersebut tentu akan berdampak baik bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Namun demikian, menurut Nurhayati, jika semua orang hanya sebatas membuang sampah pada tempatnya, maka sampah akan menjadi beban dan masalah di kemudian hari.

Terlebih, sampah jenis anorganik sangat sulit dan butuh waktu lama untuk bisa terurai.

"Sudah saatnya sekarang sampah harus menjadi tanggungjawab sendiri. Sampahku adalah tanggungjawabku," kata Nurhayati.

Karena itu, guna mengurangi volume sampah yang diproduksi, Nurhayati melakukan pengolahan sampah sejak hulu melalui upaya daur ulang.

Langkah pertama yang ditempuh adalah mendirikan bank sampah dengan memanfaatkan halaman belakang sekolah.

Di bank sampah ini, sampah mulai dipilah berdasarkan jenisnya, seperti organik dan anorganik.

Mengusung konsep ecobrick, sampah anorganik, seperti bungkus plastik, kemasan jajanan, dan botol air mineral bekas diolah menjadi kerajinan.

"Botol-botol plastik yang telah dipadatkan atau diisi dengan cacahan plastik ini selanjutnya dijadikan bahan membuat sofa, kursi, taman baca, kantin, gapura, hingga taman sekolah,” terang Nurhayati.

Nurhayati memerlihatkan produk ecobrick yang sukses dikembangkan di sekolahnya.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Nurhayati memerlihatkan produk ecobrick yang sukses dikembangkan di sekolahnya.

Sementara untuk sampah organik, ia mengolahnya menjadi ekoenzim, yakni berupa cairan hasil fermentasi yang bisa digunakan sebagai cairan pembersih, pupuk dan disinfektan.

"Hasil daur ulang sampah ini semuanya dimanfaatkan dan diterapkan di lingkungan sekolah," ujar dia.

Membangun pondasi

Nurhayati mengemukakan, seluruh kegiatan daur ulang sampah ini diintegrasikan ke dalam mata pelajaran, sehngga siswa dan guru wajib menjadi bagian di dalamnya.

Menurut dia, kepedulian terhadap lingkungan sejatinya harus ditanamkan sedari dini, dan jenjang pendidikan dasar adalah pondasi untuk menanamkan sikap, moral, karakter dan spiritualitas tersebut.

Baca juga: Kisah Ekky, Anak Muda Pengrajin Wayang Kulit yang Eksis di Kota Semarang

Karena itu, Nurhayati berharap kegiatan ini bisa diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi bagian dari gaya hidup mereka.

“Setidaknya siswa bisa menjadi duta lingkungan bagi dirinya sendiri,“ ujar dia.

Nurhayati pun mengajak masyarakat untuk semakin peduli terhadap lingkungan, dan mulai ambil peran dalam upaya mengurangi beban sampah.

Karena sejatinya, kondisi alam dan lingkungan saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com