Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Tempat Wisata dan Kebun Sawit Sebabkan Populasi Burung Maleo di Sulbar Terancam Punah

Kompas.com - 08/08/2022, 16:02 WIB
Himawan,
Khairina

Tim Redaksi

 

MAMUJU, KOMPAS.com - Populasi burung maleo senkawor atau Macrocephalon maleo di beberapa wilayah di Sulawesi Barat terancam punah usai terus mengalami penurunan. 

Pembangunan tempat wisata serta lahan perkebunan sawit diduga menjadi penyebab populasi burung Maleo terancam punah. 

Tak hanya itu, aktivitas perdagangan yang memperjualbelikan burung maleo beserta telurnya secara bebas juga kian marak.

Baca juga: Pesan Gaib Ratu Deku untuk Menjaga Maleo

Hal ini dirasakan Nur Mubarak, salah satu pemuda di Desa Tapandullu, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju

Mubarak beserta rekan-rekannya membentuk komunitas Jaga Maleo yang bertujuan melestarikan telur-telur burung maleo yang terancam diperjualbelikan. 

"Kalau khusus di wilayah pesisir Mamuju, (berkurangnya) itu karena semakin majunya pembangunan khususnya di wilayah pesisir . Terus yang kedua itu karena pembanguna destinasi wisata yang jadi tempat bertelurnya burung Maleo," ujar Mubarak kepada Kompas.com, Senin (8/8/2022). 

Agar spesies burung maleo tetap terjaga, Mubarak kini rutin mengumpulkan telur-telur burung maleo untuk dinetaskan secara mandiri di tempat penangkaran yang komunitasnya telah buat. 

Mubarak mengaku kesulitan menemukan telur-telur burung tersebut secara menyusuri pesisir pantai di beberapa desa di Mamuju.

Bahkan, Mubarak dan teman-teman komunitasnya harus membeli telur burung maleo itu dari warga yang hendak menjualnya secara bebas. 

"Kami beli menggunakan uang pribadi masing-masing. Selama beberapa bulan ini kami berhasil kumpulkan 6 butir telur dari warga. Sudah dua yang menetas," kata Mubarak. 

Sementara itu, salah satu penggagas berdirinya tim Jaga Maleo, Yusuf Wahil, menyebut ancaman kepunahan burung Maleo juga terjadi di Kabupaten Mamuju Tengah

Gencarnya pembukaan lahan sawit di daerah ini menyebabkan habitat burung ini tergusur hingga akhirnya populasi burung ini berkurang secara signifikan. 

"Yang pertama pasti perburuan. Perilaku konsumsi telur (maleo) sudah lama. Semakin ke sini, berkembangnya infrastuktur termasuk di Mateng tempat habitatnya cari hidup itu sudah tidak ada," ucap Yusuf kepada Kompas.com melalui telepon, Senin siang. 

Baca juga: Di Desa Ini Ada Wisata Unik, Jadi Ranger Lestarikan Burung Maleo, Tertarik?

Menurut Yusuf, Pemprov Sulawesi Barat juga kurang memberikan edukasi kepada warga tentang spesies burung Maleo yang merupakan satwa endemik yang dilindungi. 

Akibatnya, perdagangan bebas yang dilakukan warga terhadap spesies maleo beserta telurnya masih tidak terkendali. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Angkut BBM di Kupang Terbakar dan Tabrak Pagar Pos Polisi

Mobil Angkut BBM di Kupang Terbakar dan Tabrak Pagar Pos Polisi

Regional
Tim SAR Terus Cari 10 Warga Tanah Datar yang Terseret Banjir Lahar

Tim SAR Terus Cari 10 Warga Tanah Datar yang Terseret Banjir Lahar

Regional
10 Orang Ikut Penjaringan Bupati Semarang di Gerindra, Keseriusan Dilihat Saat Pengembalian Formulir

10 Orang Ikut Penjaringan Bupati Semarang di Gerindra, Keseriusan Dilihat Saat Pengembalian Formulir

Regional
Pilkada Belitung Timur, Hanya PDIP yang Bisa Usung Calon Tanpa Koalisi

Pilkada Belitung Timur, Hanya PDIP yang Bisa Usung Calon Tanpa Koalisi

Regional
PNL Lhokseumawe Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT

PNL Lhokseumawe Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT

Regional
Gerindra dan PSI Berharap Koalisi Indonesia Maju Berlanjut di Pilkada Semarang

Gerindra dan PSI Berharap Koalisi Indonesia Maju Berlanjut di Pilkada Semarang

Regional
Kawah Wisata Panas Bumi di Suoh Erupsi, Dentuman Keras 3 Kali

Kawah Wisata Panas Bumi di Suoh Erupsi, Dentuman Keras 3 Kali

Regional
UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih

UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih

Regional
Disdikbud Jateng Larang Wisuda, Pengadaan Seragam, dan Study Tour, Apa Alasannya?

Disdikbud Jateng Larang Wisuda, Pengadaan Seragam, dan Study Tour, Apa Alasannya?

Regional
Akses ke TPA Jatibarang Semarang Diperketat, Dilarang Bawa Korek Api

Akses ke TPA Jatibarang Semarang Diperketat, Dilarang Bawa Korek Api

Regional
1 Korban Banjir Bandang di OKU Ditemukan Tewas Tersangkut di Kayu

1 Korban Banjir Bandang di OKU Ditemukan Tewas Tersangkut di Kayu

Regional
Sinyal Duet Gerindra dan PKB di Pilkada Jateng 2024 Menguat, Apa Indikasinya?

Sinyal Duet Gerindra dan PKB di Pilkada Jateng 2024 Menguat, Apa Indikasinya?

Regional
7.800 Ekor Anjing di Sikka Sudah Disuntik Vaksin, Pemkab Sebut Capaian Masih Rendah

7.800 Ekor Anjing di Sikka Sudah Disuntik Vaksin, Pemkab Sebut Capaian Masih Rendah

Regional
Danau Kelimutu Berubah Warna, Pengunjung Diimbau Waspada Gas Beracun

Danau Kelimutu Berubah Warna, Pengunjung Diimbau Waspada Gas Beracun

Regional
Pilkada Kota Semarang, Ita dan Ade Bhakti Penjajakan ke Gerindra

Pilkada Kota Semarang, Ita dan Ade Bhakti Penjajakan ke Gerindra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com