Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu-ibu Perajin Batik Tulis di Desa Kebon Klaten, Awalnya Buruh Pabrik, Kini Jual hingga Amerika dan Eropa

Kompas.com - 08/08/2022, 11:58 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Sempat terpuruk karena bencana gempa bumi tahun 2006, ibu-ibu perajin batik tulis di Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mampu bangkit.

Saat ini, karya batik tulis Kebon Indah sudah tembus pasaran Amerika dan Eropa.

Tak hanya itu, dalam waktu dekat batik tulis Kebon Indah diundang untuk mengikuti pameran di Amerika.

Baca juga: Kebijakan Wajib Pakai Batik Lokal untuk ASN di Sumenep Jadi Angin Segar bagi Perajin

"Kalau untuk konsumen luar negeri itu kebetulan orang yang datang langsung ke kita, yang akhirnya menjadi jembatan kita untuk memasarkan produk ke luar negeri, karena kebetulan beliau ini tinggal di Amerika," kata Sri Windarti (48), salah satu perajin, Sabtu (6/7/2022), dilansir dari Tribunnews.com.

Baca juga: Di Balik Rekaman CCTV Siswi SMAN di Bantul yang Diduga Dipaksa Pakai Jilbab

"Nanti sekitar bulan Oktober saya juga akan ke luar negeri untuk memamerkan hasil batik dari Desa kami, nanti kita akan pamerkan melalui konsulat jenderal yang ada di sana," tambahnya.

Baca juga: Diperagakan Istri Ganjar Pranowo, Batik Blora Tampail Memukau di SFT 2022

Dari upah Rp 10.000, sekarang...

Windarti menceritakan, bencana gempa 2006 di wilayah Yogyakarta hingga Klaten menjadi momen pilu bagi para perajin batik.

Sejumlah pabrik kain batik tempat mereka bekerja sebagai buruh batik tulis banyak yang gulung tikar.

Mata pencaharian perajin batik yang rata-rata ibu-ibu ikut terdampak. Namun, seiring berjalannya waktu, ibu-ibu di Desa Kebon mulai bangkit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com