Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar yang Tewas Dianiaya Temannya di Magelang adalah Warga Baru, Dikenal Pendiam

Kompas.com - 05/08/2022, 17:59 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Warga dikejutkan dengan penemuan jasad penuh luka seorang remaja di perkebunan kopi di Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (4/8/2022).

Korban adalah WS (13) pelajar SMP asal desa setempat. Polres Magelang telah mengamankan satu orang terduga pelaku penganiayaan terhadap korban, yang tidak lain adalah teman sekolah korban.

Kepala Dusun (Kadus) tempat tinggal korban, Sih Agung Prasetya mengaku, masyarakat terpukul dengan kejadian ini. Korban dan keluarganya adalah warga yang baru saja pindah dari Yogyakarta.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Pelajar SMP di Magelang Teman Korban, Ini Motifnya

"Korban dan keluarganya itu domilisi baru di sini, baru pindah dari Yogyakarta sejak sebulan lalu. Ibunya orang sini. Ayahnya berasal Malang. Tahun ajaran baru ini korban baru masuk sekolah," ungkap Agung, ditemui di rumahnya, Jumat (5/8/2022).

Agung menceritakan, korban adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Selama tinggal di Yogyakarta, ayah korban sehari-hari berjualan bakso keliling. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan.

Bahkan, ayah korban baru seminggu berjualan bakso keliling di sekitar Kecamatan Grabag.

Menurut Agung, korban dikenal sebagai anak yang baik dan cenderung pendiam. Dia belum banyak bergaul dengan teman sebayanya di kampung tersebut.

"Anaknya menengan (pendiam). Maksudnya enggak rame seperti teman-temannya. Kalem. Ya anak manis lah," imbuh Agung.

Agung menceritakan, sebelum dilaporkan hilang oleh keluarga, korban dijemput oleh temannya di rumahnya pada Rabu (3/8/2022) sore. Saat itu teman korban mengaku hendak belajar kelompok bersama teman-teman lainnya yang sudah menunggu di sebuah tempat.

Baca juga: Siswa SMP di Magelang Ditemukan Tewas, Sebelumnya Dijemput Teman untuk Kerja Kelompok

"Pukul 16.30-17.00 pelaku ke sini (rumah korban). Alasannya mau mengerjakan tugas. Ya sudah (korban) diajak pergi. Waktu jemput korban itu nembung (minta izin) ibunya kok. Dia datang mengaku namanya bukan lagi nama asli. ‘Saya Rudin rumahnya (Dusun) Manggung’," terang Agung.

Hingga saat ini, pihak keluarga masih terguncang dengan peristiwa tragis yang menimpa korban. Mereka meminta pihak berwenang untuk memproses hukum pelaku seadil-adilnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang remaja, WS (13), ditemukan meninggal dunia dengan tubuh penuh luka di perkebunan kopi di Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (4/8/2022).

Kapolres Magelang AKBP Mochamad Sajarod Zakun menyatakan, sudah mengamankan seorang terduga pelaku yang menganiaya korban hingga meninggal dunia. Pelaku tidak lain adalah teman sekolah korban yang terakhir menjemput korban pada Rabu (3/8/2022) sore.

"Untuk sementara ini baru satu (terduga pelaku yang diamankan), yakni temannya yang mengajak keluar korban, dan yang bersangkutan juga sudah mengakui perbuatan itu," ungkap Sajarod.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com