KUPANG, KOMPAS.com - Yohanes Ande Kala alias Joni, kini usianya telah beranjak dewasa.
Di usianya yang memasuki 17 tahun, Joni kini duduk di bangku kelas 11 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Atambua, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Joni terkenal sebagai bocah pemanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, pada 2018.
Saat itu, Joni yang masih menjadi pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan memanjat tiang bendera setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang.
Baca juga: Pernah Viral karena Panjat Tiang Bendera, Aksi Joni Asal NTT Dikenang hingga Sekarang
Aksi heroik Joni itu menuai perhatian publik. Joni bahkan diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo pada 20 Agustus 2018.
Kini, di usianya yang beranjak dewasa, Joni pun harus hidup mandiri dan tinggal di asrama TNI Angkatan Darat Kompi Senapan B. Dia tinggal di asrama TNI agar bisa lebih dekat dengan sekolahnya.
"Saya baru tinggal sebulan di asrama Kompi Senapan B, agar bisa lebih dekat dengan sekolah," ujar Joni saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/8/2022) petang.
Baca juga: Bertemu si Joni, Bocah Pemberani Pemanjat Tiang Bendera Asal NTT
Joni menyebut, jarak antara asrama dengan sekolahnya sekitar 500 meter, sehingga dia hanya berjalan kaki setiap pagi untuk ke sekolah.
Kondisi itu sangat membantunya dibandingkan dengan sebelumnya saat harus tinggal di rumahnya yang berada di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu. Untuk ke sekolah, Joni harus mengendarai sepeda milik kakaknya karena jarak dari rumah ke sekolah sejauh 20 kilometer.
Selain jarak, alasan Joni tinggal di asrama agar bisa menjaga dan melatih fisiknya. Semua itu semata-mata dilakukannya agar bisa mewujudkan cita-citanya menjadi anggota TNI.
"Alasan saya mau jadi anggota TNI, agar bisa menjaga perbatasan Motaain (Perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste)," ujar Joni.
Joni pun berharap, cita-citanya bisa didukung oleh semua pihak, mulai dari keluarga hingga pemerintah.
"Semoga pemerintah kawal selalu saya untuk menggapai cita-cita saya," kata Joni berharap.
Baca juga: Wisatawan Batal ke Labuan Bajo, Asita NTT Sebut Kerugian Capai Miliaran Rupiah
Sebelumnya diberitakan, Joni memanjat tiang bendera saat upacara HUT RI ke-73 di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 2018.
Saat itu, Joni merupakan pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan. Dia memanjat tiang bendera itu setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.
Saat upacara itu, Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan, meminta Joni untuk naik ke atas podium.
"Saya bangga dengan perjuangan dia (Joni) memanjat tiang bendera. Saya katakan ke dia bahwa perjuangan para pahlawan dulu untuk memperjuangan negara ini begitu besar," tutur Ose.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.