Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desak Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan saat Pilkades, Warga Bima Blokade Jalan

Kompas.com - 23/07/2022, 18:06 WIB
Syarifudin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Ratusan Warga Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, NTB, memblokade jalan utama di wilayah itu menyusul tewasnya seorang warga saat kericuhan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Desa Rite, beberapa waktu lalu.

Dalam aksi blokade jalan yang berlangsung Sabtu (23/7/2022) pagi hingga siang itu, selain menduduki ruas jalan, massa menutup jalanan dengan batu, balok kayu, dan ban bekas.

Akibatnya, jalan di kawasan Kampung Rite yang menghubungkan Kecamatan Ambalawi dan Wera tak bisa dilalui kendaraan.

Baca juga: Aksi Tolak DOB dan Otsus, Massa Blokade Jalan di Amban Manokwari

Aksi menutup jalan ini terjadi akibat warga setempat kesal karena polisi hingga saat ini belum menangkap pelaku, yang diduga menyebabkan Muardin meninggal dunia. Muardin mengalami luka akibat benturan keras benda tumpul saat Pilkades pada Sabtu (9/7/2022).

Ayah dua orang anak itu mengembuskan nafas terakhir setelah tiga hari menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Buntut dari kasus itu, keluarga korban marah hingga berimbas blokade jalan.

Polisi kemudian turun ke lokasi kejadian untuk menenangkan warga, agar tidak mengganggu aktivitas pengendara.

Kasi Humas Polres Bima Kota, Iptu Jufrin yang dikonfirmasi melalalui telepon membenarkan adanya aksi blokade jalan tersebut.

Baca juga: Blokade Jalan Tolak Alat Berat Perusahaan Tambang di Sangihe, Warga dan Polisi Saling Dorong

Namun kini, Jufrin memastikan situasi kembali normal dengan sendirinya saat warga mulai membubarkan diri dengan tertib.

Sementara jalan yang diblokade sudah dibuka kembali dan akses jalan sudah bisa dilewati.

"Iya sejak tadi pagi. Tapi hanya sampai siang, dan sekarang jalan sudah bisa dilewati," kata Jufrin

Ia mengatakan, aksi blokade jalan itu merupakan buntut dari tindakan dugaan pengeroyokan yang menewaskan Muardin, korban kericuhan saat penghitungan suara Pilkades.

Warga setempat menuntut kepada polisi segera mengungkap kasus itu serta menangkap pelaku yang menghilangan nyawa korban.

"Mereka menuntut pelakunya segera ditangkap, padahal kasus ini masih dalam tahap penyelidikan," beber Jufrin

Ia mengatakan, hingga kini polisi masih berupaya mengungkap kasus dugaan pengeroyokan sebagaimana yang diusut pihak keluarga korban. 

Sejumlah langkah yang dilakukan di antaranya olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap pelakunya.

"Sebagai tindak lanjut atas laporan pihak keluarga korban, sudah 25 orang saksi yang telah dimintai keterangan oleh penyidik," tuturnya.

Dari hasil pemeriksaan, polisi belum menemukan petunjuk yang mengarah ke pelaku yang dilaporkan.

"Saksi sudah diperiksa semua, belum ada yang mengarah ke sana (pelaku)," pungkasnya

Sebelumnya diberitakan, Muardin (51), korban luka kericuhan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Rite, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, NTB, dinyatakan meninggal dunia, Sabtu (9/7/2022) sekitar pukul 19.50 Wita.

Korban meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima, sesaat sebelum dirujuk untuk perawatan lanjutan ke RSUP NTB.

Setelah insiden tersebut, pihak keluarga sudah melayangkan laporan ke Mapolres Bima Kota atas dugaan penganiayaan dan pengeroyokan terhadap korban.

Keluarga mendesak polisi mengusut tuntas kasus ini dan tidak menoleransi siapa pun yang terlibat, baik itu oknum aparat kepolisian, penyelenggara atau masyarakat umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com