Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Banyaknya WNI Tewas di Pusat Tahanan Malaysia, Kemenlu RI Masih Kumpulkan Bukti dan Saksi

Kompas.com - 21/07/2022, 14:56 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI sedang melakukan pembahasan dan kajian komprehensif terkait langkah mereka dalam menyikapi banyaknya jumlah kematian WNI di Pusat Tahanan Sementara (PTS) wilayah Sabah, Malaysia.

Perwakilan Kemenlu RI untuk Perlindungan WNI, Yudhi Ardian mengatakan, ada indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan otoritas Malaysia terhadap PMI yang meninggal di sejumlah PTS disana.

"Terkait dugaan pelanggaran HAM oleh Malaysia, Kemenlu sedang seriusi itu. Kita sudah berkoordinasi dengan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB). Kita juga sudah berkomunikasi dengan perwakilan RI di Tawau dan Kinabalu menyoal kasus ini," ujarnya, Kamis (21/7/2022).

Baca juga: 18 WNI Dilaporkan Meninggal di Tahanan Imigrasi Malaysia, RI Minta Konfirmasi

Yudhi mengatakan, jumlah kematian Pekerja Migran Indonesia (PMI) di PTS Malaysia dikatakan cukup banyak.

Sehingga butuh upaya yang cukup matang dalam memikirkan langkah bagi jaminan perlindungan dan keselamatan para WNI.

"Jumlahnya tidak seperti yang pernah dirilis oleh Kedutaan Malaysia sebanyak 149 orang itu. Data itu merupakan jumlah keseluruhan WNA yang meninggal di PTS. Malaysia sudah meminta maaf juga kepada Indonesia karena kesalahan data itu akhirnya membuat gaduh. Yang jelas banyak kasus kematian WNI di tahanan Malaysia," kata Yudhi lagi.

Adapun penyebab kematian para WNI, lebih pada perlakuan dan kondisi tahanan yang sangat penuh.

Para WNI yang menjadi tahanan, tidak menerima perlakuan layak. Dan masalah tersebut menjadi materi protes dari Kemenlu RI.

"Kita sudah sampaikan masalah itu. Jadi ini sebenarnya bukan hal baru, sudah sering kita sampaikan. Kita warning bahwa tahanan WNI yang ada disana juga manusia. Kita tidak ingin terjadi perlakuan tidak manusiawi di sana," kata Yudhi.

Baca juga: Ratusan WNI yang Tertahan di Malaysia karena Lockdown Dipulangkan

Kondisi tahanan di Malaysia memang sangat sesak akibat overload. Sebuah kondisi yang membuat prihatin dan mengurut dada.

Kemenlu RI meminta Pemerintah Malaysia memperlakukan tahanan secara layak dan memberikan hak hak para tahanan sebagaimana mestinya.

"Perbaiki dong fasilitasnya. Kalau ada yang kurang, misalnya akses sanitasi, akses kesehatan, gizi. Ya perbaikilah kekurangan itu," imbuhnya.

Sejauh ini, Kemenlu RI masih mendalami kasus kematian WNI. Kemenlu sudah melakukan konsultasi dengan KBMB di dalam negeri.

Untuk persoalan luar negerinya, Kemenlu berkomunikasi dengan perwakilan RI DI Tawau, maupun Kota Kinabalu.

Termasuk membahas akses untuk bertemu dengan pihak Imigresen Malaysia yang bertanggung jawab atas kondisi PTS di Sabah.

Baca juga: Anggota DPR Nilai Kedubes RI Mestinya Sudah Tahu Kasus Kematian TKI di Tahanan Imigrasi Sabah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com