PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit justru menukik tajam. Padahal, pemerintah telah membuka kembali keran ekspor minyak sawit (CPO) sejak Mei lalu. Keterpurukan ini diperparah harga pupuk yang melambung tinggi.
Wakil Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit (APKASINDO) Kalimantan Tengah, Hatir Sata Tarigan, menyatakan saat ini kondisi tandan buah sawit masih menyakitkan bagi mereka.
"Harga TBS di tingkat petani saat ini mencapai Rp 800 per kg", ujar Hatir saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Waktu Penghapusan Pungutan Ekspor Sawit Dinilai Terlalu Singkat
Hatir mengatakan, harga yang begitu anjlok membuat petani sawit menjerit, bahkan bisa dikatakan hampir putus asa.
Berbagai upaya mulai dari menggelar aksi demo juga sudah dilakukan, memohon kepada pemerintah untuk membantu petani sawit dalam pemulihan harga tandan buah segar saat ini.
Kini petani sawit tidak punya pilihan, di tengah kondisi harga yang terus menurun tajam, mereka tetap harus melakukan panen meski ongkos upah lebih tinggi dari harga jual TBS.
"Kalau tidak dipanen, akan merusak pohonnya. Walau rugi terpaksa dipanen," tambah Hatir.
Dia menambahkan, penderitaan mereka makin menjadi, karena pupuk mengalami peningkatan gila-gilaan, hingga 300 persen.
Sebelumnya jika harga pupuk sekitar Rp 300.000, kini sudah mencapai Rp 900.000 per karung, dengan satu karung berisi 50 kg.
Baca juga: Cerita Para Petani Bangka, Harga Pupuk Malah Naik Saat Harga Sawit Menyedihkan
Padahal, petani menghabiskan 3 karung, atau sekitar 150 kilogram pupuk untuk setiap 1 hektar lahan kelapa sawit.
Dari satu hektar tersebut, biasanya petani mendapat 1 ton tandan buah segar sekali panen, dengan nilai sekitar Rp 800.000.
Hatir menyatakan, banyak dari petani yang terpaksa mempertahankan kebun mereka walau pun biaya produksinya makin membengkak. "Banyak petani sudah tidak sanggup beli pupuk," keluhnya.
Dia memprediksi, jika harga pupuk makin melonjak, maka produksi TBS akan menurun tajam lantaran petani enggan membelinya, yang memengaruhi hasil panen.
Hatir menambahkan, pihaknya dari APKASINDO Kalimantan Tengah akan mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga TBS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.