PURWOREJO, KOMPAS.com - Merti Desa (Bersih Desa) merupakan acara tradisional peninggalan dari nenek moyang secara turun temurun terus dilestarikan di desa–desa yang ada di Purworejo, Jawa Tengah.
Seperti halnya yang dilakukan di Desa Gunung Condong, Kecamatan Bruno, Senin (18/7/2022). Menjadi hal wajib yang harus ada dalam kegiatan ini salah satunya adalah Kirab Ingkung (Ayam Panggang).
Kegiatan yang dilaksanakan tiga tahun sekali ini terakhir dilakukan sebelum pandemi Covid-19, dengan sajian ingkung kurang lebih mencapai 7.500 potong.
Baca juga: Ritual Seblang, Tradisi Bersih Desa dan Menolak Bala oleh Suku Osing Banyuwangi
Saat pandemi seperti ini, kegiatan merti desa Gunung Condong tetap dilaksanakan untuk menjaga tradisi namun dilakukan secara terbatas dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Betu Sukiman selaku ketua panitia menjelaskan, berbeda dengan peringatan sebelumnya, merti desa tahun ini digelar sangat terbatas karena mengingat masih masa wabah.
Ia menyebut Merti Desa kali ini bertujuan untuk melestarikan adat istiadat dari para leluhur. Kirab ingkung tetap diadakan namun jumlahnya Ingkungnya jauh menurun dibanding Merti Desa sebelum pandemi.
"Saya berharap dengan Merti Desa masyarakat diberikan keselamatan lahir dan batin, serta guyup rukun, gemah ripah loh jinawi," katanya usai kegiatan.
Acara bersih desa diawali dengan ritual yang dilakukan oleh para sesepuh desa, yaitu ziarah ke beberapa punden atau makam leluhur yang selama ini jadi simbol pusat spiritual masyarakat setempat.
Meski digelar secara terbatas, Merti Desa Gunung Condong tetap meriah dengan hadirnya Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti, Kepala Dinporapar Stephanus Aan Isa Nugroho, perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Forkopimcam, serta tokoh masyarakat setempat.
Baca juga: Sultan HB X Minta Kirab Peringatan Penobatan Dialihkan Jadi Acara Bersih Desa
Setelah ziarah, warga beramai-ramai mengarak Ingkung yang disusun dipapan bambu dipadukan dengan hasil bumi masyarakat desa.
Ingkung atau ayam panggang dan hasil bumi tersebut disusun rapi hingga menjadi bentuk ambeng, atau dalam bahasa masyarakat setempat disebut dengan Ancak.
Yuli Hastuti sangat mengapresiasi kegiatan pelestarian tradisi leluhur ini meski dalam keterbatasan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Ini merupakan salah satu bentuk pelestarian tradisi dan budaya bangsa. Merti desa, bersih desa, selamatan desa, sedekah bumi pada hakikatnya merupakan sebuah kegiatan yang menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikan-Nya, " ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Yuli mengajak masyarakat Desa Gunung Condong untuk menangkap peluang, terus kreatif, berinovasi, menggali dan mengembangkan potensi yang ada di desa Gunung Condong.
"Mari kita optimalkan potensi yang ada dengan dukungan dari semua lapisan masyarakat dan Pemerintah kita bangun Purworejo yang lebih maju," katanya.
Baca juga: 1 Kelurahan dan 2 Desa di Nunukan Tidak Terjangkau PPDB Zonasi, Disdikbud Kaltara Siapkan Solusi
Sedekah bumi atau merti desa ini selain digelar di Gunungcondong juga terpantau digelar di desa lainnya, seperti Desa Wonosido, Desa Pamriyan, Desa Kemranggen, Desa Karanggedang, Desa Purbayan dan Desa Gunungteges serta desa lainnya yang ada di Purworejo.
Sementara itu Endah Hanna Rosanti, Kabid Pemasaran, Sumber Daya Pariwisata & Ekonomi Kreatif beberapa waktu yang lalu menghadiri Merti Desa Wonosido.
Dia menyebut event seni budaya seperti sedekah bumi merupakan daya tarik unggulan dari Desa-Desa yang melaksanakannya.
Merti desa diharapkan dapat dirangkai kedalam paket-paket pariwisata produk dari desa-desa wisata.
"Kegiatan tersebut bisa dirangkaikan dengan potensi daya tarik yg sudah ada. Contohnya kalau di Desa wonosido seperti curug siliala, aktivitas keseharian masyarakat dalam bercocok tanam kopi, cengkeh, pala dll," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.