Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Siswa SD di Gunungsitoli Menangis karena Dilarang Pakai Jilbab di Sekolah

Kompas.com - 14/07/2022, 18:13 WIB
Hendrik Yanto Halawa,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Suarno (54 tahun) kaget saat melihat anaknya yang masih SD, GA (13) pulang dari sekolah sambil menangis. Begitu sampai, anak kelas 6 itu langsung berlari ke kamarnya. 

"Kenapa nangis nak?" tanya Suarno kepada GA, Kamis (14/7/2022) di rumahnya.

Merasa ada yang aneh, Suarno kembali bertanya pada anaknya. GA lalu menceritakan dirinya dipanggil kepala sekolah. Ia diberi tahu mulai besok tidak boleh mengenakan hijab ke sekolah. 

"Kata kepala sekolah, biar seragam besok jangan pakai hijab lagi," kata Suarno, mengulangi pernyataan sang anak, Kamis (14/7/2022). 

Baca juga: Sempat Miliki Ratusan Siswa, SD di Bukit Menoreh Ini Hanya Diminati 2 Pendaftar

Mendengar cerita sang anak, Suarno keberatan. Ia memutuskan mendatangi sekolah mempertanyakan alasan pelarangan tersebut. 

Sebab keputusan anaknya mengenakan hijab untuk menutupi aurat. Karena itu ia keberatan dengan sikap kepala sekolah dan enggan menyekolahkan anaknya di sana. 

Sesampainya di SD Negeri Nomor 070991 Mudik, Suarno menghadap kepala sekolah. Ia mempertanyakan perihal yang dialami anaknya.

"Saya kesini, Pak, ingin menanyakan kenapa anak saya dilarang pakai jilbab di sekolah, hingga dia pulang menangis," tegas Suarno kepada kepala sekolah.

Ia mempertanyakan apakah pelarangan itu peraturan Dinas Pendidikan atau aturan sepihak. Sebab Suarno sangat keberatan atas larangan tersebut.

Baginya, ini melanggar hak asasi seseorang dalam tata cara penggunaan pakaian sekolah. Ia pun berencana menempuh jalur hukum. 

Kepala SD Negeri Nomor 070991 Mudik, Yonarius Ndruru membenarkan telah menyampaikan larangan tersebut ke muridnya, GA.

Baca juga: Detik-detik Bus Wisata Rombongan Siswa SD Masuk Jurang di Tasikmalaya, 3 Tewas dan Satu Balita Patah Tulang

Hal itu untuk keseragaman seluruh murid yang sekolah di sana.

"Benar memang, saya tadi memanggil GA dan menyampaikan, agar mulai besok tidak menggunakan jilbab. Hal itu karena saya berpedoman pada sistem yang telah ada sebelum saya menjabat kepala sekolah di sini, karena saya baru masuk di sini bulan tiga yang lalu," kata Yonarius kepada wartawan, Kamis (17/4/2022).

Ia menambahkan, SD yang dipimpinnya bukan sekolah keagamaan. Bila sekolah keagamaan, bisa melarang atau mewajibkan setiap muridnya, tanpa menjelaskan dasar aturan penerapan pelarangan. 

Selain itu, ia berpedoman pada sistem yang sudah ada demi keseragaman. Meski demikian, ia akan berkordinasi dengan Dinas Pendidikan.

Saat ini, siswa tahun ajaran 2021/2022 di sekolahnya berjumlah 341 orang. Terdiri dari siswa beragama Islam 76 orang, Protestan 232, dan Katolik 33 orang.

Baca juga: Banjir dan Longsor Terjang Kota Gunungsitoli, 1 Warga Tewas Tertimbun Reruntuhan

Secara pribadi, Yonarius tidak keberatan siswi tersebut tetap sekolah mengenakan hijab. Namun semua yang dia lakukan hanya untuk keseragaman dan sistem yang berlaku di sekolah tersebut. 

"Tujuan kita hanya untuk dibuat keseragaman saja, kalau siswa itu tetap sekolah dengan menggunakan hijab juga tidak apa-apa," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Regional
PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

Regional
Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Regional
Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Regional
Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Regional
Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan 'Driver' Ojek Rebutan Foto

Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan "Driver" Ojek Rebutan Foto

Regional
Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Regional
Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga 'Long March' Ikuti Jalan Santai

Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga "Long March" Ikuti Jalan Santai

Regional
Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Regional
Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com