Kondisi itu membuat kerajaan yang carut marut sehingga Prabu Brawijaya mengundang Sunan Ampel untuk mengatasi masalah-masalah di Kerajaan Majapahit.
Sunan Ampel kemudian berdakwah menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit dengan tugas menyadarkan para adipati dan pembesar kerajaan untuk kembali ke jalan yang benar.
Sunan Ampel kemudian membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah, serta membangun pesantren.
Daerah tempat pesantren tersebut dikenal dengan Ampeldenta sehingga nama Raden Rahmat kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Ampel.
Sunan Ampel juga berdakwah ke pelosok negeri, mulai dari Madura hingga Bima.
Baca juga: Mengenal Wali Songo, Nama Lengkap, dan Wilayah Penyebaran Agama Islam di Jawa
Sunan Ampel melakukan dakwah dengan membangun jaringan kekerabatan.
Beliau juga melakukan upaya akulturasi dan asimilasi dari aspek budaya pra-Islam dengan Islam agar lebih mudah diterima masyarakat.
Salah satu cara dakwahnya Sunan Ampel yang masih dikenal hingga kini adalah falsafah "Moh Limo", yang artinya tidak melakukan lima hal tercela.
Lima perkara itu yang diajarkan dalam falsafah "Moh Limo" adalah:
Sunan Ampel meninggal pada sekitar tahun 1467 Masehi dan dimakamkan di barat Masjid Ampel Surabaya.
Sejak tahun 1972 Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya dan hingga kini masih ramai didatangi oleh para peziarah.
Sumber:
bappeko.surabaya.go.id
gramedia.com
batam.tribunnews.com