Setelah dibujuk Mak Iyeum pun akhirnya mengakui segala perbuatan anaknya. Mak Iyeum hanya bisa tertunduk lesu karena segala kelakuan anaknya.
“Emak gak usah terus ngelindungin. Kamu (Pepen) teh udah gede masa kamu tega ibu kamu sudah tua jalan sudah susah jualan di pinggir jalan nungguin dagangan habis kemudian uangnya dipakai mabuk oleh kamu,” sesal Dedi dengan nada tinggi.
Pepen pun menyangkal. Ia mengaku tidak pernah meminta uang secara paksa. Bahkan selama ini uang yang ia dapat dari sang ibu ditabungkan di bank.
Namun saat ditanya bukti buku tabungan Pepen tak bisa menunjukkannya. Ia berasalan buku tabungan ditinggal di rumah di Ciruluk.
“Ah bohong. Kamu ini ibu baru jualan pulang gak bawa uang, kamunya bau minuman. Kamu harusnya mikir!,” tegas Dedi murka.
“Harusnya kamu yang gantiin dagang. Kamu durhaka sama ibu. Ari maneh tega indung kieu? Naha indung susah maneh kalah senang-senang (Kamu tega ibu seperti ini? Kenapa ibu susah kamu malah senang-senang). Kenapa kamu gak usaha?,” lanjut Dedi.
Dengan entengnya Pepen menjawab tidak ada lowongan. Ia pun menjawab tidak ikut berjualan karena mengikuti jejak kakak keduanya yang sama seperti dia. “Ya saya belum siap pak. Kalau kakak saya sudah bener saya juga ikut bener,” katanya.
Pepen yang hanya lulusan SD ini mengaku pernah ikut kerja sebagai kuli aduk di proyek dengan upah Rp 100.000 per hari. Namun baginya uang tersebut tidak cukup karena ia ingin minimal bisa menabung Rp 50 ribu dalam satu hari.
“Maneh mah kedul weh. Hayang usaha gampang, duit loba. Sing sadar, Jang! (Itu kamunya saja malas. Pingin usaha gampang, uang banyak. Yang sadar, Jang!,” kata Dedi.
Baca juga: Sapi yang Dimusnahkan karena PMK Diganti Rp 10 Juta, Dedi Mulyadi: Langkah Tepat
Kang Dedi pun menasihati Pepen agar bertobat dan mengubah kelakuannya. Ia meminta Pepen mencari pekerjaan dan menggantikan posisi ibunya untuk mencari rezeki.
“Sing karunya atuh. Era, era. Urang wae karunya ningali si emak, maneh nu dijurukeunna naha teu karunya. (Yang kasihan atuh. Malu, malu. Saya saja yang melihat si emak kasihan, kamu yang dilahirkannya kenapa enggak ada rasa kasihan),” ucap Dedi.
Awalnya Dedi akan memberikan bantuan modal usaha untuk Mak Iyeum namun tak jadi karena dikhwatirkan uang malah diambil Pepen untuk mabuk-mabukan.
Akhirnya Dedi memutuskan akan memberikan bantuan modal dengan cara menemui pemilik toko tempat Mak Iyeum berbelanja. Nantinya uang modal akan dititipkan di toko sehingga Mak Iyeum tinggal mengambil dagangan.
“Jadi emak tinggal ambilin barang tidak usah bayar lagi. Sekarang (malam ini) saya beli saja semua dagangan yang ini, tapi awas ini uang jangan dibelikan ke anaknya,” pungkas Kang Dedi Mulyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.