Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geopark Merangin, Situs Ratusan Juta Tahun yang Segera Jadi Warisan Dunia

Kompas.com - 04/07/2022, 10:55 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Laboratorium kebumian

Geopark Merangin bisa dikatakan sebagai "kampus bumi". Menyusuri Sungai Merangin, dari Desa Air Batu ke hilir sampai ke Teluk Wang, kita bisa mempelajari sejarah pembentukan geologi dari periode Permian sampai ke umur yang paling muda 2 juta tahun.

"Di sana kita bisa mempelajari singkat umur batuan, dengan menyusuri jarak 5 kilo di Geopark Merangin kita bisa mempelajari proses pembentukan geologi," kata Sapari.

Selain mengundang wisatawan, Geopark Merangin telah banyak mengundang ahli dan peneliti untuk riset. Pada Desember 2015, peneliti UNESCO yang dipimpin salah satu petinggi GGN, Guy Martini turun langsung untuk melihat salah satu taman bumi terindah di Indonesia dan disebut tertua di Asia, yakni Geopark Merangin.

Baca juga: Lokasi Penemuan Fosil Hewan Purba di Blora Diharapkan Jadi Cagar Budaya

Dalam kesempatan itu, Guy Martini yang sudah puluhan tahun meneliti berbagai taman bumi di dunia mengakui dan mengagumi bahwa Geopark Merangin lebih dari sekadar taman bumi.

"Geopark Merangin juga sebagai tempat migrasi peradaban manusia," ujar Guy Martini di Merangin, Rabu 16 Desember 2015 lalu usai berkunjung ke Geopark Merangin.

Geopark Merangin resmi menjadi anggota geopark nasional pada 25 September 2013 bersama lima kawasan lain, yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat), Raja Ampat (Papua), Kawasan Kars Sewu (Jawa Tengah) dan Green Canyon (Jawa Barat).

Namun sejak masuk jajaran geopark nasional, taman bumi Geopark Merangin tercatat sudah dua kali gagal menjadi anggota UNESCO Geopark Global (UGG). Keberadaan tambang emas ilegal di Kecamatan Renah Pembarap, ditengarai menjadi penggajal penetepan UGG ini.

Namun Agus membantah jika penambangan emas yang mengganjal Geopark Merangin menjadi anggota UGG.

Pasalnya dalam regulasi warisan dunia Unesco, boleh ada pertambangan dalam kawasan geopark, asalkan tidak berada di zona inti dan dengan izin.

"Kalau penambangan emas yang ada itu, memang tanpa izin. Tapi berada jauh dari zona inti," kata Agus.

Geopark Merangin menurut Mohamad Sapari Dwi Hadian, dari sisi geologi, biodiversity, dan culture sudah memadai menjadi anggota jaringan geopark dunia atau UGG. Namun, yang perlu ditata kembali adalah sistematika organisasi perlu dilakukan penataan ulang.

Kemudian yang lebih penting lagi, Sapari menambahkan, dari segi pembedayaan masyarakat perlu ditata dan difokuskan. Intinya kata Sapari, keberadaan Geopark Merangin, harus bisa menyejahterakan penduduk lokal dan melestarikan bumi.

"Tentu masyarakat harus bisa disejahterakan dengan kekayaan alam yang kita punya," ujarnya.

Baca juga: Fosil Tengkorak Manusia Purba Berusia 3,4 Juta Tahun Ditemukan di Goa Afrika Selatan

Untuk geologinya, kawasan Geopark Merangin sendiri memiliki luas 20.360 kilometer persegi yang terbagi ke dalam 4 geoarea, yakni Paleobotani Park Merangin, Highland Park Kerinci, Geo-cutural Park Sarolangun, dan Gondwana Park Pegunungan Tigapuluh.

Khusus di kawasan Paleobotani Park Merangin, memiliki luas kawasan 1.551 kilometer persegi. Majalah Geomagz yang terbitan Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam menyebutkan, kawasan Paleobotani Park Merangin ini terbagi ke dalam dua zona konservasi, yakni Geo-conservation dan Bio-conservation.

Geo-conservation menemati dua blok, yaitu kawasan Jambi Flora yang berada di Desa Air Batu hingga Desa Biuku Tanjung dan kawasan Karst Sengayau di Sungai Penuh.

Sedangkan Bio-conservation menempati hutan lindung dan Hutan Adat Guguk. Hutan Adat Guguk di Desa Guguk terangkai dengan Paleobotani Park Merangin. Hutan Adat Guguk yang dikelola masyarakat hukum adat (MHA) Guguk itu memberi warna tersendiri karena memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Hasil survei yang dilakukan kelompok pengelola hutan adat yang dibantu KKI Warsi, di hutan ini terdapat 84 jenis kayu, di antaranya kayu jenis kelas tinggi seperti pohon balam (Shorea spp), meranti (Shorea spp), kelapa tupai dan tembesi (Diospyros spp), mersawa (Anispotera spp).

Selain itu hutan ini juga menjadi rumah bagi harimau sumatera, dan 22 jenis mamalia seperti kijang muncak, tapir sumatera (Tapirus indicus), beruang madu (Helarctos malaynus), kijang muncak, landak raya, kucing batu, dan satwa primata seperti beruk dan simpai.

Kemudian merupakan habitat primata siamang. Dan juga habitat bagi 89 jenis burung dengan di antaranya 37 jenis burung dilindungi seperti Rangkong Gading (Baceros vigil), Kuau Raja (Arguasianus argus).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com