Di samping itu, Drajat memandang bahwa tekanan di perkotaan makin besar. Salah satu contohnya adalah dibatasinya ruang gerak pengemis.
“Peluang hidup mereka di perkotaan makin dibatasi. Mereka dilarang di keramaian. Larangan ini mengurangi ruang dia mendapat peluang ekonomi,” ucapnya.
Baca juga: Pengemis yang Toyor Kepala Pelanggan Ditangkap Petugas, Ternyata Berusia 70 Tahun
Adanya pembatasan-pembatasan itu membuat tekanan kepada mereka, sehingga membuat pengemis menjadi bersikap keras.
Oleh karena itu, munculah perilaku transaksional, yang mana para pengemis itu menuntut untuk dihargai.
Mereka, tutur Drajat, menuntut masyarakat untuk memiliki standar kesalehan yang lebih tinggi dengan memberikan lebih banyak uang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.