Setelah beruang melepas gigitannya, sambung dia, korban berlari dan meminta pertolongan kepada warga yang berada di sekitar kebun.
Korban dievakuasi ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan medis.
Mahfud mengatakan, setelah kejadian itu, tim BBKSDA Riau bersama petugas kepolisian dan kepala desa setempat mendatangi lokasi kejadian.
"Lokasi konflik berada di areal HPK (Hutan Produksi Konversi) dan berbatasan dengan konsesi (PT RAPP) serta merupakan habitat satwa liar sekitar TNTN," sebut Mahfud.
Baca juga: Demi Sekolah, Anak Buruh Migran di Malaysia Rela Daki Bukit hingga Dikejar Beruang
Di lokasi, kata dia, tim tidak menemukan bekas darah ataupun cakaran satwa beruang di batang pohon karet di lokasi tersebut.
Namun, tim mendapat informasi dari kepala desa bahwa di areal tersebut masih banyak satwa beruang madu.
Sehingga, kepala desa meminta tim untuk mengambil upaya lebih lanjut, dikarenakan sudah banyak masyarakat yang menjadi korban.
"Menurut pengakuan kepala desa, dalam waktu dua tahun terakhir, sudah ada lima orang warga diserang beruang," kata Mahfud.
Baca juga: Tak Dirawat Baik, Beruang dari Tempat Konservasi di Jatim Punya Gula Darah Tinggi
Oleh karena itu, BKSDA Riau mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan tidak sendirian saat melakukan aktivitas di kebun.
Warga juga diminta supaya tidak sampai membunuh beruang, karena termasuk satwa dilindungi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.