"Saya dikurung di kamar. Alasannya saya sakit. Diguna-guna ibu, bahaya kalau keluar. Jadi, saya ketakutan," jelasnya.
Gara-gara anaknya dibawa ke Lahat oleh pelaku, membuat S ketakutan. Ia khawatir anaknya mendapat perlakuan buruk.
S lantas melaporkan kecurigaannya ke polisi, sehingga kasus ini terungkap dan sampai ke pengadilan.
Beberapa waktu sebelumnya, ketika ibu korban curiga, NA sempat diyakinkan oleh keluarga Er di Lahat bahwa Er adalah laki-laki dan berprofesi sebagai dokter.
Baca juga: Menolak Buka Baju Saat Mandi, Suami di Jambi Ternyata Seorang Wanita, Ketahuan Usai 10 Bulan Menikah
Kala itu, Er mengaku sebagai AA, seorang dokter jebolan universitas tenama di New York, Amerika Serikat.
Korban mengaku tertarik berkenalan dengan Er karena foto profilnya berpakaian dokter.
Selama berkomunikasi dua pekan, hubungan mereka menjadi serius. Er bahkan menyatakan siap melamar NA.
Pada 23 Juni 2021, Er mendatangi rumah korban. Saat pertama kali bertatap muka, korban tidak curiga karena Er berpenampilan seperti laki-laki, begitu pula suaranya.
Lebih sepekan berada di Jambi, Er meminta izin untuk kembali ke Lahat. Ia beralasan ingin mengambil berkas identitas, sekaligus meminta izin menikah kepada orangtuanya.
Pernikahan yang rencananya digelar 9 Juli 2021, ditunda. Er mengaku ibunya meninggal dunia karena Covid-19, sehingga tantenya meminta pernikahan ditunda.
Baca juga: Sudah 10 Bulan Menikah, Wanita di Jambi Kaget Suaminya Seorang Perempuan: Kenalan Lewat Video Call
Ia mendesak korban untuk mau menikah siri, dengan alasan pembaruan kartu tanda penduduk (KTP) di dinas terkait belum selesai.
Korban kaget dengan permintaan itu. Dia sempat menolak dan minta agar dinikahi secara resmi. Namun, korban melunak setelah Er menjelaskan bahwa berkas KTP itu lama selesai lantaran pindah agama.
Permintaan dari Er untuk menikah siri juga didukung paman korban. Ia mendesak korban agar segera menikah.
Pernikahan siri akhirnya berlangsung tanpa identitas, hanya berdasarkan omongan dari empat orang anggota keluarga "fiktif" pengantin pria.
Ketika malam pertama, pelaku menutup mata korban menggunakan kain saat berhubungan badan, sehingga korban tak bisa melihat tubuh pelaku.
Menurut korban, dalam sehari-hari, pelaku selalu berpakaian lengkap saat keluar dari kamar mandi.