KOMPAS.com - Gunung Ile Lewotolok di meletus pada Minggu (12/6/2022). Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai terjadinya longsor dari puncak Gunung Ile Lewotolok.
Longsor dimungkinkan terjadi akibat semakin banyaknya material yang menumpuk di mulut kawah gunung itu.
Baca juga: Desa Jontona Masuk Zona Merah Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Warga Akan Direlokasi
"Saya sudah kirim surat ke camat di dua kecamatan yang desa-desanya berpotensi terkena bencana gunung api, agar mengimbau warganya agar mewaspadai longsoran dari puncak gunung," kata PJS Bupati Lembata Marsianus Jawa, Senin (13/6/2022), dilansir dari Antara.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Asap Membumbung 1000 Meter
Sementara itu, berdasar pantauan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok pada pukul 12.00 Wita - 06.00 Wita, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang berwarna putih dan kelabu.
Untuk intensitasnya tercatat level sedang hingga tebal dengan ketinggian 500-1000 meter yang teramati di atas puncak kawah.
"Selama enam jam gunung api Ile Lewotolok mengalami satu kali gempa letusan, 74 kali gempa embusan, dan 24 kali tremor non-harmonik," ujar Petugas Pos PGA Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel dalam keterangan tertulis, Minggu malam.
Baca juga: Gunung Gajah Telomoyo, Lokasi Terbaik untuk Terbang Paralayang
Seperti diberitakan sebelumnya, status Gunung Ile Lewotolok masih dalam Level II Siaga.
Hal itu berdasar hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh pada Rabu (8/6/2022).
Pihaknya juga meminta warga agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer (km) dari puncak, radius 3.5 km untuk sektor tenggara, dan radius 4 km untuk sektor timur dan timur laut.
"Kami juga meminta masyarakat tiga desa, yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak," ujarnya.
(Penulis : Kontributor Maumere, Serafinus Sandi Hayon Jehadu | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.