Saat pandangan raja berpaling pada Dewi Melati, puteri raja ini meminta menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati.
Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan, raja diam sejenak.
Tapi, raja yang bijaksana memenuhi janjinya dan meresui permintaan Dewi Melati. Kabar ini lalu disampaikan pada ibu Joko Kendil.
Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil berlangsung meriah. Mereka pun hidup bahagia.
Namun kebahagian itu terganggung dengan ejekan dan cemooh kedua kakaknya. Semua ejekan itu diterima dengan penuh kesabaran oleh Dewi Melati.
Baca juga: Legenda Batu Ampar, Wilayah yang Terbentuk dari Kekuatan Lemparan Si Badang
Suatu hari raja mengadakan lomba ketangkasan, namun Joko Kedil tidak terlihat dalam perlombaan itu karena sakit. Dewi Melati duduk sendirian.
Sementara, penonton membahana melihat para pangeran dari berbagai negeri yang memperlihatkan keahliannya.
Tiba-tiba, penonton terpesona oleh seorang pangeran tampan yang gagah perkasa memasuki arena.
Ia memakai pakaian kerajaan gemerlap dan menunggang kuda yang gagah perkasa.
Dewi Kantil dan Dewi mawar langsung terpesona dan berusaha menarik perhatian kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, keduanya tampak mengejek adiknya yang duduk sendirian.
Karena tidak tahan ejekan kakaknya, Dewi Melati meninggalkan arena dan menuju kamarnya.
Kemudian, ia menghancurkan kendil yang ada di kamarnya karena merasa ia selalu mendapat hinaan dengan adanya kendil tersebut.
Setelah kendil hancur, muncul kesatria tampan persis seperti di arena perlombaan.
Dewi Melati kaget dan menanyakan keberadaan kesatria tampan itu.
Ternyata kesataria tampan adalah Joko Kendil, yang tubuhnya berbentuk kendil atas kehendak dewa.
Baca juga: Legenda Komodo di Labuan Bajo