Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Bediding, Penyebab Suhu Dingin di Malam Hari pada Musim Kemarau

Kompas.com - 02/06/2022, 21:44 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Merasakan suhu dingin menusuk di malam hari saat musim kemarau memang terasa aneh.

Bagi sebagian orang, musim kemarau seharusnya identik dengan suhu panas baik pada siang dan malam hari.

Baca juga: Udara Makin Dingin Tanda Fenomena Bediding, Apa Itu?

Tak jarang fenomena udara dingin menusuk di musim kemarau ini dipertanyakan oleh masyarakat.
Ternyata ada jawaban ilmiah terkait hal ini yaitu fenomena bediding.

Baca juga: BMKG Ungkap La Nina Tingkatkan Potensi Musim Kemarau Mundur

Apa itu fenomena bediding?

Dikutip dari laman ugm.ac.id, Pakar iklim Universitas Gadjah Mada, Dr. Emilya Nurjani, M. Si., mengatakan bahwa bediding dalam istilah Jawa merupakan fenomena suhu dingin setelah tengah malam hingga pagi hari ketika memasuki musim kemarau.

Baca juga: Penyebab Masih Sering Hujan Padahal Sudah Musim Kemarau

Fenomena bediding terjadi di musim kemarau saat kondisi langit cerah tanpa awan atau tanpa sedikit awan. Sebagai akibatnya, suhu di siang hari meningkat dan menjadi lebih panas.

Sebaliknya pada malam hari suhu berkurang karena pelepasan panas atau hilangnya panas akibat pelepasan radiasi bumi sehingga pada malam hingga pagi suhu menjadi lebih dingin.

Penyebab fenomena embun upas

Bediding akan terjadi pada saat musim kemarau dan mencapai puncaknya pada saat puncak musim kemarau.

Sebagai contoh ekstremnya, jika di dataran tinggi Dieng suhu udara mencapai minus maka akan ada fenomena embun upas (embun es/tropical frost) pada dini hari hingga pagi harinya.

Sementara di daerah lain perubahan suhu juga akan terasa sangat mencolok dengan suhu siang yang panas namun segera berubah dingin menusuk pada malam hari.

Pertanda masuknya musim kemarau

Fenomena ini juga menjadi pertanda masuknya musim kemarau di suatu wilayah terutama yang mempunyai hujan monsunal.

Wilayah hujan monsunal ini meliputi Lampung, Sumatera, Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sementara dikutip dari laman Stasiun klimatologi Palembang, fenomena bediding dalam konteks klimatologi merupakan hal yang normal karena memang terkait dengan kondisi atmosfer saat musim kemarau.

Fenomena bediding biasanya akan cukup terasa pada bulan Juli di mana angin timuran atau monsun Australia yang kering mengalir melewati wilayah-wilayah tersebut.

Sumber: ugm.ac.id dan iklim.sumsel.bmkg.go.id 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Regional
Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Regional
Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com