Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nagari Pariangan, Cikal Bakal Masyarakat Minangkabau yang Jadi Desa Terindah di Dunia

Kompas.com - 28/05/2022, 07:34 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Nagari Pariangan adalah sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Marapi.

Daerah ini menuai pujian pasca media pariwisata dari New York, Amerika, Travel Budget pada 2012 menjadikan Nagari Pariangan sebagai desa terindah di dunia.

Baca juga: Janjang Koto Gadang, Trekking di Replika Tembok Besar Ala Bukittinggi

Lokasi Nagari Pariangan tepatnya berada di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Baca juga: Wisata Sejarah, Menyusuri Rumah Masa Kecil Bung Hatta di Bukittinggi

Dikutip dari laman indonesia.go.id, lokasi ini berada sekitar 95 kilometer dari utara Kota Padang, dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi. Nagari Pariangan juga berada di antara Kota Batusangkar dan Padang Panjang.

Baca juga: 10 Tempat Wisata di Bukittinggi yang Wajib Dikunjungi

Pesona lanskap Nagari Pariangan

Sudah diakui dunia, pesona alam desa di lereng Gunung Marapi ini memang tiada duanya.

Sejak masuk di desa ini, wisatawan akan disambut oleh pemandangan hijaunya persawahan dan perkebunan di kanan kiri.

Tak hanya itu, wisatawan juga dapat dengan mudah menemukan rumah-rumah Gadang khas Sumatera Barat dengan atap gonjong yang runcing dan dan mempesona.

Rumah-rumah penduduk yang padat dibangun mengikuti kontur atau pola lereng gunung sehingga terlihat begitu rapi.

Nagari Pariangan sebagai desa pertanian

Persawahan di Nagari Pariangan atau Nagari Tuo Pariangan.Shutterstock/Zamro Persawahan di Nagari Pariangan atau Nagari Tuo Pariangan.

Nagari Pariangan merupakan desa dengan luas 17,97 kilometer persegi.

Berada di ketinggian sekitar 500-700 meter di atas permukaan laut membuat udara di Nagari Pariangan begitu sejuk.

Tak hanya sejuk, namun pemandangan hijau khas pegunungan juga membentang di lokasi ini.

Dengan tanah yang subur dan topografi yang landai, maka pertanian menjadi aktivitas utama bagi masyarakat Nagari Pariangan.

Tak banyak yang tahu jika Nagari Pariangan adalah desa pertanian pertama di Minang, Terdapat sepetak sawah di sana dijadikan situs peninggalan yaitu Sawah Gadang Satampang Baniah yang merupakan sawah pertama yang dibuka oleh Datuk Tantejo Garhano (leluhur masyarakat Minang).

Cagar budaya yang dilestarikan oleh masyarakat setempat ini berada di ujung jalan utama desa.

Fakta unik Nagari Pariangan

Nagari Pariangan atau Nagari Tuo Pariangan juga menjadi desa paling tua sehingga disebut sebagai cikal bakal rakyat Minangkabau.

Sistem pemerintahan khas masyarakat Minangkabau yang populer dengan sebutan Nagari disebut berasal dari tempat ini.

Menurut etimologi, kata ‘nagari’ berasal dari Bahasa Sansekerta ‘nagarom’ yang berarti ‘tanah air’ atau ‘tanah kelahiran’.

Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan adat istiadat yang dipercaya dan dihormati di Sumatera Barat.

Kepala nagari atau wali nagari dipilih secara kolektif oleh penduduk nagari berdasarkan keberhasilannya dalam menata penduduknya.

Ninik mamak (lembaga adat) yang terpilih merupakan orang yang benar-benar dipercaya penduduk untuk membangun suatu nagari.

Penduduk nagari juga sudah memiliki pembagian wilayah sesuai dengan fungsinya, seperti daerah pemukiman penduduk, lahan pertanian, hingga tempat ibadah.

Pembagian wilayah dalam sebuah nagari juga memiliki aturan tentang hak guna dan hak pakai berdasarkan adat.

Sumber: indonesia.go.id dan tribunnewswiki.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com