LAMONGAN, KOMPAS.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah menyebar menjangkiti hewan ternak sapi di 16 kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Kondisi ini diperparah dengan ulah spekulan, yang coba mengeruk keuntungan pribadi.
Spekulan coba memanfaatkan situasi, dengan mendatangi para peternak yang memiliki sapi sedang terjangkit PMK. Sambil menakuti pemilik maupun peternak sapi, supaya menjual sapinya yang sedang terjangkit PMK dengan harga murah.
"Ada yang seperti itu, tapi tidak semuanya karena berisiko. Membeli terus tidak laku, ya risiko ditanggung pembeli, karena kondisinya sakit," ujar Juru Bicara Satgas PMK hewan ternak Lamongan Rahendra, saat dikonfirmasi, Minggu (22/5/2022).
Baca juga: PMK Merebak di Lamongan, Bupati: Saya Baru Saja Makan Soto Kikil, Tak Perlu Khawatir
Hingga kini, setidaknya 32 ekor sapi terjangkit PMK yang lolos dari pantauan Satgas PMK hewan ternak Lamongan, telah dijual pemiliknya maupun peternak kepada spekulan.
Para peternak ini mengenal spekulan karena berasal dari Lamongan sendiri.
Untuk itu, Satgas PMK hewan ternak Lamongan terus memberikan wawasan kepada para peternak dan pemilik sapi, bahwa PMK pada hewan ternak masih bisa dipulihkan.
Penanganan terhadap sapi yang terjangkit PMK, juga terus dilakukan dengan pemberian antibiotik, vitamin, dan penyemprotan cairan desinfektan di sekitar kandang.
"Petugas sudah memberikan support, dengan pengobatan dan menunjukkan progres untuk sembuh. Memberikan sosialisasi bahwa salah satu faktor risiko adalah memindahkan ternak, serta membatasi lalu lintas ternak bekerja sama dengan Polres dan Dishub," tutur Rahendra, yang juga Medic Vertiner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan.
Baca juga: Tinjau Pasar Hewan Gamping, Wabup Sleman Pastikan Ternak yang Dijual Bebas PMK
Satgas PMK hewan ternak Lamongan, sambung Rahendra, terus meyakinkan para pemilik sapi dan peternak, sapi yang terjangkit PMK dapat dipulihkan dan kecil kemungkinan mati.
Sebab berdasar data 22 Mei 2022, dari 469 sapi terjangkit PMK di 16 Kecamatan, 94 di antaranya sembuh (pulih) dan hanya enam ekor yang mati.
Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana mengaku menerjunkan 303 Bhabinkamtibmas untuk membantu pemetaan dan tracing ternak yang terindikasi tertular PMK, serta membantu melakukan karantina pada hewan ternak yang terindikasi PMK.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Mochammad Wahyudi menuturkan, langkah lain yang diambil adalah menutup 2 pasar besar hewan di Lamongan.
Kemudian, pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair Surabaya), untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di lapangan.
"Termasuk untuk meng-eliminated, jangan sampai PMK menyebar ke ternak lain seperti domba dan kambing," kata Wahyudi.
Selain itu, penyekatan untuk membatasi arus masuk keluar hewan ternak juga terus dilakukan Satgas PMK bersama pihak kepolisian, TNI, dan jajaran Dinas Perhubungan Lamongan di beberapa titik perbatasan luar kota.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.