Bahkan meninggalnya Srimulat sebagai pendiri Aneka Ria Srimulat pada 1 Desember 1968, tidak membuat grup kehilangan identitas.
Semua personel Aneka Ria Srimulat memiliki peran yang sama, sehingga ketidakhadiran salah satu personel tidak mengganggu pertunjukan.
Pada tahun 1969, Teguh menemukan resep yang menarik dari sebuah pertunjukan. Ia mengatakan lucu itu tidak ada, yang ada hanya aneh. Yakni aneh aktingnya, aneh bicaranya hingga aneh kostumnya.
Hal-hal aneh itu lebih mengena di hati penonton dan membuat tertawa.
Baca juga: Tessy Puas dengan Akting Erick Estrada di Film Srimulat: Hil Yang Mustahal
Tahun 1969, Aneka Ria Srimulat melakukan inovasi dengan konsep pembantu rumah tangga (batur).
Batur menjadi tokoh utama dalam pertunjukan dan memiliki kuasa dari majikannya. Inovasi ini membuat pertunjukan Srimulat makin banyak penggemarnya. Hidup personel mereka jauh lebih baik dibandingkan di Solo.
Semua karcis terjual habis. harga karcis bervariasi dalam empat kelas yakni mulai Rp 50. hingga Rp 250. Dengan penjualan karcis, mampu membayar honor antara Rp 125 sampai Rp 450.
Tahun 1969, grup Srimulat dapat mengumpulkan Rp 20 juta hingga Rp 25 juta setiap tahunnya. Karcis pun dinaikkan 50 persen, menjadi Rp 350, Rp 250. Rp 250 dan Rp 75.
Jumlah personel terus bertambah. Seperti Budi SR, seorang pelukis yang awalya sebagai tukang dekor bergabung menjadi penyanyi pria di tahun 1962.
Baca juga: Ini Alasan Film Srimulat: Hil Yang Mustahal Dibagi Jadi 2 Babak
Bambang Gentolet adalah pemuda kelahiran Yogyakarta yang sempat bergabung dengan grup lawak Lokaria.
Lokaria adalah grup asal Malang dan melakukan pementasan keliling jauh sebelum Srimulat pindah ke Surabaya.
Namun karena tak sanggup melakukan pentas keliling secara terus menerus, sebagian personel bergabung dengan Aneka Ria Srimulat.
Banyaknya personel Lokaria yang pindah membuat tak ada lagi pesaing kuat Aneka Ria Srimulat.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Srimulat: Hil yang Mustahal, Bio One Rela Diet Ekstrem
Namun pesaing yang masih ada ada di tahun 1969 adalah Ludruk Beringin Jaya, Ketoprak Sri Budaya dan Wayang Orang Sri Wandowo. Mereka sama-sama pentas di gedung perunjukan THR.
Sementara panggung hiburan lain seperti ketoprak terpaksa ditutup karena sepi peminat. Kala itu ketoprak kesulitan menjual karcis yang harganya Rp 50 dan Rp 35, padahal mereka sudah mendapat subsidi Rp 3.000 per malam.
Pada tahun 1969, personel Aneka Ria Srimulat hampir 100 orang dengan komposisi 15 penyanyi, 19 musisi, 30 wanita dan 26 tukang dagel serta beberapa crew panggung.
Baca juga: Saat Aneka Ria Srimulat Menjajal Keberuntungan di Jakarta... (3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.