Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Grup Lawak Aneka Ria Srimulat di Surabaya, Tampil di THR Setiap Malam (2)

Kompas.com - 21/05/2022, 08:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Grup lawak Aneka Ria Srimulat didirikan Teguh Slamet Rahardjo dan Raden Ayu Srimulat di Kota Solo pada tahun 1950.

Pada tahun 1961, pimpinan Aneka Ria Srimulat memindahkan pusat aktivitas pertunjukan ke Surabaya.

Hal tersebut ditulis di jurnal pendidikan sejarah, Grup Lawak Aneka Ria Srimulat Surabaya Tahunn 1961-1989 yang ditulis Dwi Anni Esya dan Yohannes Hanan Pamungkas dari Universitas Negeri Surabaya.

Baca juga: Dari Solo ke Surabaya, Ini Sejarah Grup Lawak Aneka Ria Srimulat (1)

Saat tampil pertama kali di THR Surabaya, nyanyian adalah suguhan utama dan dagelan sebagai penyeling. Pola tersebut sama seperti saat mereka tampil di Solo.

Pertunjukan Si Surabaya dimulai pukul 20.30 WIB dengan instrumental musik dan lagu Jawa, melayu dan Barat.

Pada awal pementasan, dinding bangunan gedung masih terbuat dari bambu.

Saat tampil pertama kali di Surabaya, Teguh mempunya 40 naskah Dagelan Mataram. Keterbatasan naskah, membuat cerita diulang dalam pertunjukan.

Namun karena penonton tak mau ceritanya diulang, terpaksa Teguh harus mengarang cerita setiap hari.

Baca juga: 5 Alasan Wajib Nonton Srimulat: Hil yang Mustahal, Hidupkan Kembali Nama Pelawak Legendaris Srimulat

Pelawak Gepeng, Tarsan dan Jujuk saat tampil di panggung menghibur penonton pada pementasan pertama grup lawak Srimulat dengan lakon, Cinta Tahan Karat  di gedung pertunjukan Srimulat,  Taman Ria Remaja, 10 Oktober 1981.KOMPAS/EFIX MULYADI Pelawak Gepeng, Tarsan dan Jujuk saat tampil di panggung menghibur penonton pada pementasan pertama grup lawak Srimulat dengan lakon, Cinta Tahan Karat di gedung pertunjukan Srimulat, Taman Ria Remaja, 10 Oktober 1981.
Pada tahun 1964, pertunjukan mulai dibumbui dengan horor. Saat itu, pemain keluar dari peti mati sambil bernyanyi hingga ada penonton yang pingsan karena ketakutan.

Trik bumbu horor sempat membuat penonton kaget. Namun dengan berjalannya waktu tema horor mampu mengundang tawa dan menjadi ciri khas pertunjukan Aneka Ria Srimulat.

Hantu yang ditampilkan adalah hantu dracula, hantu dari Amerika atau Eropa. Ide tersebut termasuk baru yang tidak dapat disaksikan di pertunjukan lain.

Pada tahun 1967, Aneka Ria Serimulat berhasil mengganti cerita setiap hari malam dan mengubah porsi pertunjukan dengan lawakan menjadi inti pertunjukan.

Baca juga: Teuku Rifnu Wikana Ungkap Tantangan Perankan Asmuni di Srimulat: Hil Yang Mustahal

Sementara nyanyian tidak bisa lagi didramatisir, bahkan peranan pembawa acara dihapus karena penonton tak mau menunggu lama.

Cerita yang inovatif lahir dari ide Teguh dibantu empat dewan cerita yakni Martopo, Muhtadi, Effendi, dan Santoso.

Dewan cerita ini mendapat imbalan Rp 200 setiap membuat cerita. Teguh berkumpul bersama dewan cerita setiap hari untuk menentukan tema cerita yang ditampilkan.

Puncak kejayaan Aneka Ria Srimulat di THR Surbaya ada di tahun 1968. Hingga mereka harus tampil dua kali setiap Sabtu malam minggu.

Baca juga: Perjuangan Erick Estrada Memerankan Tokoh Tessy dalam Film Srimulat: Hil Yang Mustahal

 

Dua personil Srimulat Gogon dan Tessy tampil dalam panggung reuni Srimulat memeriahkan Syukuran Kompas Gramedia 2012 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/2/2012). Reuni Srimulat juga menampilkan beberapa personil Srimulat lainnya seperti Tarzan, Mamiek, Nunung, Bambang Gentolet, Eko DJ, Polo Kadir, Tatang dan Jujuk.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Dua personil Srimulat Gogon dan Tessy tampil dalam panggung reuni Srimulat memeriahkan Syukuran Kompas Gramedia 2012 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/2/2012). Reuni Srimulat juga menampilkan beberapa personil Srimulat lainnya seperti Tarzan, Mamiek, Nunung, Bambang Gentolet, Eko DJ, Polo Kadir, Tatang dan Jujuk.
Bahkan meninggalnya Srimulat sebagai pendiri Aneka Ria Srimulat pada 1 Desember 1968, tidak membuat grup kehilangan identitas.

Semua personel Aneka Ria Srimulat memiliki peran yang sama, sehingga ketidakhadiran salah satu personel tidak mengganggu pertunjukan.

Pada tahun 1969, Teguh menemukan resep yang menarik dari sebuah pertunjukan. Ia mengatakan lucu itu tidak ada, yang ada hanya aneh. Yakni aneh aktingnya, aneh bicaranya hingga aneh kostumnya.

Hal-hal aneh itu lebih mengena di hati penonton dan membuat tertawa.

Baca juga: Tessy Puas dengan Akting Erick Estrada di Film Srimulat: Hil Yang Mustahal

Tahun 1969, Aneka Ria Srimulat melakukan inovasi dengan konsep pembantu rumah tangga (batur).

Batur menjadi tokoh utama dalam pertunjukan dan memiliki kuasa dari majikannya. Inovasi ini membuat pertunjukan Srimulat makin banyak penggemarnya. Hidup personel mereka jauh lebih baik dibandingkan di Solo.

Semua karcis terjual habis. harga karcis bervariasi dalam empat kelas yakni mulai Rp 50. hingga Rp 250. Dengan penjualan karcis, mampu membayar honor antara Rp 125 sampai Rp 450.

Tahun 1969, grup Srimulat dapat mengumpulkan Rp 20 juta hingga Rp 25 juta setiap tahunnya. Karcis pun dinaikkan 50 persen, menjadi Rp 350, Rp 250. Rp 250 dan Rp 75.

Jumlah personel terus bertambah. Seperti Budi SR, seorang pelukis yang awalya sebagai tukang dekor bergabung menjadi penyanyi pria di tahun 1962.

Baca juga: Ini Alasan Film Srimulat: Hil Yang Mustahal Dibagi Jadi 2 Babak

Tessy (kiri) tampil dalam pementasan Reuni Ketoprak Humor, yang berjudul Damar Wulan Minak Jinggo, karya sutradara Aries Mukadi, di Gedung Kesenian Jakarta, Senin (21/3/2011) malam. Pementasan yang didukung oleh antara lain Tarzan, Doyok, Kadir, Nunung, Tessy, Kirun, dan Marwoto tersebut digelar dalam rangka merayakan ulang tahun ke-61 mantan Menakertrans sekaligus pendiri Ketoprak Humor, Erman Soeparno. KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI Tessy (kiri) tampil dalam pementasan Reuni Ketoprak Humor, yang berjudul Damar Wulan Minak Jinggo, karya sutradara Aries Mukadi, di Gedung Kesenian Jakarta, Senin (21/3/2011) malam. Pementasan yang didukung oleh antara lain Tarzan, Doyok, Kadir, Nunung, Tessy, Kirun, dan Marwoto tersebut digelar dalam rangka merayakan ulang tahun ke-61 mantan Menakertrans sekaligus pendiri Ketoprak Humor, Erman Soeparno.
Pada 18 Agustus 1965, Martopo bergabung menjadi penyanyi. Pada tahun 1968, bergabunglah Bambang Gentolet yang kelak menjadi pemain andalan di Aneka Ria Srimulat.

Bambang Gentolet adalah pemuda kelahiran Yogyakarta yang sempat bergabung dengan grup lawak Lokaria.

Lokaria adalah grup asal Malang dan melakukan pementasan keliling jauh sebelum Srimulat pindah ke Surabaya.

Namun karena tak sanggup melakukan pentas keliling secara terus menerus, sebagian personel bergabung dengan Aneka Ria Srimulat.

Banyaknya personel Lokaria yang pindah membuat tak ada lagi pesaing kuat Aneka Ria Srimulat.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Srimulat: Hil yang Mustahal, Bio One Rela Diet Ekstrem

Namun pesaing yang masih ada ada di tahun 1969 adalah Ludruk Beringin Jaya, Ketoprak Sri Budaya dan Wayang Orang Sri Wandowo. Mereka sama-sama pentas di gedung perunjukan THR.

Sementara panggung hiburan lain seperti ketoprak terpaksa ditutup karena sepi peminat. Kala itu ketoprak kesulitan menjual karcis yang harganya Rp 50 dan Rp 35, padahal mereka sudah mendapat subsidi Rp 3.000 per malam.

Pada tahun 1969, personel Aneka Ria Srimulat hampir 100 orang dengan komposisi 15 penyanyi, 19 musisi, 30 wanita dan 26 tukang dagel serta beberapa crew panggung.

 Baca juga: Saat Aneka Ria Srimulat Menjajal Keberuntungan di Jakarta... (3)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com