AMBON,KOMPAS.com - Semburan lumpur bercampur gas masih terus terjadi di Desa Waisamet, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku sejak muncul pada Kamis (19/5/2022).
Meski mudah terbakar, semburan lumpur bercampur gas itu ternyata tak berbahaya karena tidak mengandung zat beracun.
“Tim PT Citic melakukan deteksi gas di areal semburan dan hasilnya gas tersebut tidak mengandung H2S (Hidrogen Sulfida) dan gas beracun tetapi mengandung gas mudah terbakar,” ungkap Humas PT Citic Seram Energy Limited Kecamatan Bula, Hatab Kilbaren, Jumat (20/5/2022).
Baca juga: Muncul Semburan Lumpur Campur Gas Setinggi 6 Meter di Seram Timur, Warga Diimbau Tak Mendekat
Kawasan Bula diketahui menjadi salah satu area eksplorasi minyak bumi oleh PT Citic, operator minyak dan gas bumi.
Hatab mengungkapkan, dari hasil pemantauan di lapangan, semburan lumpur bercampur gas di hari kedua ini bertambah tinggi.
Pihaknya juga telah memasang garis pembatas di areal semburan untuk mencegah warga mendekati lokasi itu.
“Semburan mengeluarkan lumpur setinggi 10 meter dari permukaan tanah,” ujarnya.
Hatab telah melaporkan kejadian itu ke kantor pusat PT Citic di Jakarta guna mengambil langkah-langkah untuk menangani permasalahan tersebut.
“Tim PT Citic menggunakan Google Maps untuk mencari titik koordinat terhadap lokasi semburan lumpur untuk dikirim ke kantor pusat PT Citic di Jakarta (bidang Geologi),” katanya.
Baca juga: Terlambat Dicairkan, Dana Nakes Rp 36 Miliar untuk Tangani Covid-19 di Maluku Disebut Hangus
Sementara itu Kapolres Seram Bagian Timur AKBP Andre Takendar mengatakan, semburan lumpur bercampur gas itu memang bertambah tinggi dari semula hanya 6 meter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.