Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Luhak Agam, Pagaruyung, Sumatera Barat pada tanggal 1 Januari 1772.
Tuanku Imam Bonjol merupakan pejuang kemerdekaan yang terkenal sebagai pemimpin kaum Padri di Bonjol. Ia memimpim kaum Padri untuk melawan Belanda.
Di bawah kepemimpinannya, kaum Padri kembali bersatu dengan kaum adat melawan Belanda.
Puncaknya, Tuanku Imam Bonjol ditangkap Belanda dan dibuang ke Jawa Barat. Kemudian, ia dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Minahasa.
Tuanku Imam Bonjol wafat pada tanggal 8 November 1864 di tempat pengasingannya di Minahasa.
Baca juga: Tuanku Imam Bonjol: Perjuangan, Perang Padri, dan Akhir Hidup
Tuanku Imam Bonjol mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973 tanggal 6 November 1973.
Mohammad Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 23 Agustus 1903.
Mohammad Yamin memiliki peran penting dalam perjuangan melawan penjajah.
Mohammad Yamin merupakan penggagas dan perumus Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II pada tahun 1928.
Ia wafat pada 17 Oktober 1962 di Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di Desa Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat.
Gelar Pahlawan Nasional diberikan melalui Surat Keputusan Presiden RI 6 Novemebr 1973.
Agus Salim lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884.
Agus Salim merupakan pejuang kemerdekaan. Prestasinya dalam bidang diplomasi dan kefasihan dalam beberapa bahasa asing.
Agus Salim merupakan anggota Panitia Sembilan yang bertugas untuk menyusun dasar negara.
Saat Belanda melancarkan Agresi Militer II, Agus Salim yang menjabat Menteri Luar Negeri dalam kabinet Hatta I menjadi tokoh yang di asingkan bersama Syahrir dan Soekarno ke Brastagi, Sumatera Utara.
Agus Salim wafat pada 5 November 1954. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasioanl pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres Nomor 657 Tahun 1961.
Buya Hamka lahir di Tanah Sirah, Sumatera Barat, pada 17 Februari 1908.
Buya Hamka merupakan tokoh sastrawan yang turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa revolusi.
Baca juga: Buya Hamka, Pahlawan Nasional dan Penulis Novel Terlaris
Buya Hamka sempat menjadi sasaran kritik sebagai kaki tangan penjajah karena diangkat sebagai penasehat agama Jepang.
Pada masa Revolusi, Buya Hamka turut berjuang mengusir penjajah Belanda bersama gerilyawan di hutan-hutan Medan.
Buya Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Jenazahnya dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta.