SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 320 ekor hewan ternak yang tersebar di 13 daerah di Jawa Tengah terdeteksi suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Setelah dilakukan uji sampel laboratorium di Balai Besar Veteriner, Wates, Yogyakarta, dari jumlah tersebut ditemukan 48 ekor hewan ternak terkonfirmasi positif PMK.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah mencatat, daerah yang terdeteksi PMK paling banyak yakni Boyolali sebanyak 10 ekor.
Kemudian, daerah lainnya yakni Banjarnegara 8 ekor, Kabupaten Semarang 5 ekor, Purbalingga 5 ekor, Rembang 4 ekor, Klaten 4 ekor, Wobosobo 3 ekor, Banyumas 3 ekor, Pemalang 3 ekor, Kota Semarang 3 ekor.
Baca juga: Warga Sebut dalam Sepekan Sudah 3 Kali Kecelakaan di Jalan Solo-Semarang
Sedangkan daerah ditemukan hewan ternak dengan suspek PMK yakni Batang, Cilacap dan Pekalongan. Data tersebut tercatat hingga 16 Mei 2022.
Kepala Disnakkeswan Jawa Tengah, Agus Wariyanto mengatakan, hewan ternak yang dinyatakan positif PMK telah dikarantina dan diberikan obat-obatan.
"Sudah dipisahkan kandangnya, diberi obat-obatan dan vitamin termasuk pembersihan kandang. Jadi, sekarang sudah membaik," kata Agus, saat dikonfirmasi, pada Selasa (17/5/2022).
Agus meminta kepada masyarakat untuk tidak panik karena virus PMK tidak menular ke manusia.
"PMK tidak menular ke manusia sehingga bisa disembuhkan. Jadi, masyarakat tidak perlu kawatir," ujar dia.
Ia menyebut, tingkat kematian hewan ternak yang terpapar PMK terbilang rendah yakni sekitar 5-10 persen.
"Sejauh ini di Jateng tidak ada kematian hewan ternak karena PMK. Hanya saja mengurangi konsumsi karena ternak tidak bisa makan," ucap dia.
Ia menuturkan, daging dari hewan ternak yang terpapar PMK masih aman untuk dikonsumsi.
"Daging potongnya masih bisa dimakan. Yang tidak bisa itu kan di bagian mulut, jeroan dan kakinya," ujar dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, daerah-daerah yang terdeteksi PMK diberikan bantuan pendampingan kepada peternak hingga obat-obatan.
“Semua sekarang kami minta untuk siaga tapi enggak perlu panik, karena ya alhamdulillah masih terkendali tapi kita tidak boleh lengah,” kata Ganjar, saat meninjau kelompok Ternak Muda Mandiri di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (17/5/2022).
Baca juga: Toleransi di Thekelan Semarang, Seluruh Warga Ucapkan Selamat Waisak
Ia memastikan, hewan ternak yang positif terkonfirmasi PMK di Jawa Tengah telah menjalani pengobatan.
“Beberapa dokter sudah menyampaikan bahwa itu bisa diobati dan ini ada beberapa vitamin, antibiotik yang nanti disuntikkan ke mereka terus kemudian ada juga yang spray untuk luka biasanya di kukunya,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, para peternak saat ini sudah paham penanganan saat hewannya sakit.
“Tugas kami mendampingi itu surveilansnya jalan dan kami yang bekerjasama untuk ambil kebijakan dengan pusat riset termasuk kemungkinan vaksinasi. Kalau nanti ada kami siapkan,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.