Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Sumatera Dekati Permukiman, Siswa di Riau Terpaksa Belajar Online

Kompas.com - 23/04/2022, 08:24 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kemunculan harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di dekat permukiman membuat warga Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, ketakutan.

Bahkan, gara-gara 'datuk belang' itu anak-anak sekolah terpaksa belajar dari jarak jauh atau online.

Kepala Desa Tasik Tebing Serai, Junaidi Sinaga mengatakan, anak-anak sekolah sudah sepekan lebih belajar daring.

"Sudah sepekan lebih anak SD dan SMP di sini belajar daring, karena kemunculan harimau itu. Padahal baru saja dibolehkan belajar tatap muka, sekarang daring lagi," kata Junaidi saat berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (22/4/2022) malam.

Baca juga: Seorang Warga di Jambi Diterkam Harimau Saat Pergi Buang Air pada Malam Hari

Dia menyebut, jaringan internet di desanya tak begitu bagus. Namun, kebijakan itu harus diambil untuk melindungi anak-anak dari hewan buas dilindungi itu.

"Kalau jaringan internet dibilang bagus enggak juga. Tapi kan namanya belajar daring pakai biaya beli paket," tutur Junaidi.

Junaidi menyebut, harimau sering muncul di perkebunan kelapa sawit sejak 10 hari terakhir.

Kata dia, harimau itu kadang sempat muncul di areal 75. Junaidi mengaku melihat langsung.

Kemudian, di areal 69, warga mendengar suara auman harimau. Jarak kemunculan harimau dari pemukiman penduduk, sekitar dua sampai tiga kilometer.

"Setelah itu, dua hari tak ada muncul, sempat amanlah. Tapi, keesokan harinya ada informasi rupanya harimau muncul lagi di desa sebelah, Desa Malibur, sedang berada di emperan rumah warga," sebut Junaidi.

Lalu, Kamis (21/4/2022) pukul 00.30 WIB, harimau muncul lagi di dekat warga yang sedang memuat buah sawit.

Baca juga: Viral, Video Penjaga Kebun Sawit di Riau Didatangi Harimau Sumatera, Menjerit Minta Jangan Dibunuh

Menurutnya, jarak harimau dari warga yang sedang bekerja sekitar dua meter. Warga langsung kabur.

"Sebelumnya pernah nampak juga harimau sama warga  yang sedang mendodos sawit. Jadi, sekarang ini pihak BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Riau bersama TNI dan Polri memasang perangkap di sana," sebut Junaidi.

Kondisi saat ini, kata dia, warga ketakutan karena kemunculan harimau. Untuk beraktivitas di kebun, warga harus beramai-ramai.

"Sekarang tak boleh kerja sendiri-sendiri di kebun," sebut Junaidi.

Menurutnya, pihak BBKSDA Riau bersama TNI dan Polri sudah melakukan penanganan untuk mengevakuasi harimau itu.

"Petugas gabungan ada di sini untuk memberikan rasa aman kepada warga," beber Junaidi.

Ia berharap, petugas dapat mengevakuasi harimau tersebut karena warga sudah resah.

Pihak BBKSDA Riau telah mengerahkan tim untuk mencegah konflik satwa dengan manusia.

Petugas akan mengevakuasi harimau, meski lokasi kemunculan harimau itu disebut rumah atau habitatnya harimau sumatera.

"Itu kawasan suaka margasatwa," tegas Plt Kepala BBKSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (21/4/2022).

Baca juga: Kronologi Karyawan Kebun Binatang di Banjarnegara Diterkam Harimau hingga Tewas

Diberitakan sebelumnya, video harimau sumatera mendatangi pondok di dalam kebun sawit yang dihuni beberapa orang petani viral di media sosial, Rabu (13/4/2022).

Informasi yang diterima Kompas.com, peristiwa itu terjadi di Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Dalam video berdurasi 1 menit 54 detik, tampak seekor harimau sumatera berjalan pelan di antara pohon sawit menuju pondok.

Sejumlah orang penghuni pondok terdengar menjerit minta tolong.

Hewan buas dengan nama latin Panthera Tigris Sumatrae, itu mendekati pondok.

Penjaga kebun merekam dari celah dinding papan. Harimau itu terlihat sangat besar.

Terdengar suara seorang pria ketakutan hingga menangis ketika harimau yang disebut 'Datuk' oleh warga Riau semakin dekat dengan pondok.

"Jangan bunuh kamu, Tuk (Datuk)," jerit pria tersebut.

Terdengar juga suara anjing menggonggong dan ayam ternak berkotek saat harimau datang.

Kemunculan harimau di pondok kebun sawit itu dibenarkan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Fifin Arfiana Jogasara.

Fifin mengaku sudah menurunkan tim ke lokasi kejadian.

Ia meminta warga untuk sabar menunggu proses evakuasi. Pihaknya juga meminta warga memasukkan ternak ke dalam kandang.

Hal itu agar tidak memancing harimau keluar.

Sementara itu, Fifin menyebut bahwa harimau itu sebenarnya muncul di wilayah atau habitatnya, yang merupakan kawasan hutan Giam Siak Kecil.

"Lokasi kejadian itu habitat satwa, namun ada perkebunan berada di dalam kawasan.

Artinya, munculnya harimau disebabkan karena kerusakan pada habitatnya. Sehingga keluar mencari mangsa ternak warga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com