Leonardus mengatakan, Suku Kamoro merupakan salah satu suku di Papua yang terbuka dan suka membangun persahabatan dengan suku-suku lainnya yang ada di sekitarnya.
Kamoro adalah salah satu suku yang mudah beradaptasi dengan suku-suku lain.
“Suku Kamoro ini adalah suku yang terbuka, suka membangun pergaulan dengan suku-suku lain yang ada di sekitarnya,” katanya.
Baca juga: Mengenal Seni Kamoro dan Indonesia Timur di Pendopo
Meski demikian, kata Leonardus Suku Kamoro memiliki karakteristik tidak banyak bicara, tetapi lebih banyak mendengar.
Leonardus mengakui, untuk saat ini memang ada perubahan yang terjadi terhadap cara berinteraksi atau berkomunikasi yang dilakukan masyarakat Kamoro dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini tidak terlepas dari banyak hal yang menjadi penyebabnya.
“Salah satunya keberpihakan politik dan lain-lain yang cenderung membatasi kemajuan Suku Kamoro,” ungkapnya.
“Namun, jika ada suku yang tidak bisa membantu, maka mereka tidak akan respek terhadap suku tersebut,” tambah dia.
Masyarakat Kamoro memiliki peluang yang sangat besar, apalagi merupakan bagian dari suku asli yang mendapatkan perhatian dari PT. Freeport Indonesia dan perusahaan-perusahaan lainnya di Kabupaten Mimika.
Leonardus menjelaskan, masyarakat Kamoro lebih cenderung hidup di alamnya masing-masing. Mereka lebih cenderung pulang dan tidak betah bekerja di perusahaan lantaran mereka lebih senang berkumpul dengan keluarganya.
“Masyarakat Kamoro lebih cenderung hidup bergantung kepada kebudayaannya sehari-hari seperti kumpul bersama keluarga dan tidak betah bekerja di perusahaan. Kebiasaan-kebiasaan masyarakat Kamoro masih kuat sekali dan mempengaruhi ruang gerak kehidupannya,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.