Pedagang keripik tempe itu sempat kesulitan mendapatkan minyak curah. Selama ini, dia memang menggunakan minyak goreng jenis ini untuk menggorek keripik dagangannya.
"Minyak kemasan mahal, bahkan sempat langka. Ya kami bingung karena agak macet produksinya," ucap Yani.
Hal senada dikatakan Istikomah, warga lainnya yang juga sedang mengantre siang itu.
Baca juga: Tanggapi soal Antrean Minyak Goreng di Lebak, Bupati: Pakai Saja Minyak Kelapa
Penjual peyek petho (ikan air tawar kecil) itu mengaku sempat mogok produksi sepekan lebih ketika minyak goreng benar-benar menghilang dari pasaran.
"Kami senang sudah ada stok minyak goreng lagi. Walapun pakai antrean segala. Tapi yang penting ada dan harganya terjangkau. Pas langka itu saya libur seminggu lebih," tutur Istikomah asal Desa Paremono, Kecamatan Muntilan, tersebut.
Sebelum akhirnya tutup sementara, Istikomah mengaku mencari minyak goreng ke berbagai toko, baik yang curah maupun kemasan.
"Sehari produksi kami membutuhkan sekitar 16 kilogram minyak goreng," imbuhnya.
Salah satu petugas agen minyak goreng curah Centra Sawit Mas (CSM) Muntilan, Azis mengatakan, antrean terjadi sejak Rabu (23/3/2022).
Baca juga: Jabar Siapkan 1 Juta Liter Minyak Goreng, tapi Hanya Bisa Dipesan Online
Dalam sehari pemilik agen menyediakan sekitar 17 ton minyak goreng curah yang didatangkan dari Surabaya, Jawa Timur.
"Antrean sejak kemarin, kami sediakan 500 kartu antrean per hari. Setiap orang hanya boleh beli maksimal 32 kilogram saja," katanya.