3. Adanya faktor kondisi atmosfer lembab hingga ketinggian sekitar 5 kilometer. Atmosfer kering tidak menjadi penyebab munculnya siklon.
4. Fenomena terjadi dalam jarak sekitar 500 kilometer dari garis khatulistiwa. Hal ini karena siklon tropis jarang terbentuk di wilayah ekuator.
5. Adanya gangguan atmosfer berupa perubahan kondisi angin di dekat permukaan bumi yang tidak terlalu besar. Jika perubahan kondisi angin di dekat permukaan bumi terlalu besar justru siklon tropis tidak terbentuk dengan sempurna.
Pembentukan siklon tropis mengikuti sebuah alur yang disebut daur hidup uang dibagi menjadi empat tahapan.
1. Tahap pembentukan
Tahap awal ditandai dengan gangguan atmosfer yang jika diamati dari citra satelit akan terlihat dengan adanya wilayah konvektif dengan awan-awan cumulonimbus.
Pada tahap ini, pusat sirkulasi belum terbentuk namun terkadang telah nampak sabuk perawanan berbentuk spiral.
2. Tahap belum matang
Tahap kedua dilihat dari wilayah konvektif kuat yang terbentuk lebih teratur dengan sabuk perawanan melingkar membentuk wilayah yang relatif bulat.
Tahap ini juga ditandai dengan tekanan udara permukaan yang turun mencapai kurang dari 1000 mb serta kecepatan angin maksimum yang meningkat hingga mencapai gale force wind (kecepatan angin ≥ 34 knot atau 63 km/jam).
Angin dengan kecepatan maksimum terkonsentrasi pada cincin yang mengelilingi pusat sirkulasi yang terpantau jelas dan mulai tampak terbentuknya mata siklon.
3. Tahap matang
Pada tahap ini bentuk siklon cenderung stabil dengan tekanan udara di pusat dan angin di sekelilingnya tidak mengalami fluktuasi berarti.
Pada citra satelit cuaca akan menunjukkan kondisi perawanan teratur dan lebih simetris sementara pada jenis siklon tropis yang lebih kuat akan dapat jelas terlihat adanya mata siklon.
Tahap ini biasanya akan bertahan kurang lebih 24 jam sebelum kemudian melemah, kecuali jika berada di wilayah yang mendukung perkembangannya.
4. Tahap pelemahan