Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calo MotoGP Berkeliaran di Sirkuit Mandalika, Jual Tiket dengan Harga Ini

Kompas.com - 19/03/2022, 10:22 WIB
Fitri Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MANDALIKA, KOMPAS.com - Tiket MotoGP di hari kedua dan ketiga sudah sulit terakses melalui aplikasi penjualan online.

Kompas.com juga mencoba menggunakan aplikasi tersebut dan tiket sudah habis terjual.

Melalui jalur yang disarankan Pemerintah Provinsi NTB, 10.000 tiket tribune festival yang disiapkan melalui perusahaan daerah PT Gerbang NTB Emas (PT GNE) juga sudah habis terjual meski dengan harga miring.

"Sudah habis terjual sejak dua hari jelang even MotoGP, sudah tak ada lagi sekarang, rencana mau nambah, tapi harganya mahal," kata Staf Ahli Gubernur Provinsi NTB, Sadimin, pada Sabtu (19/3/2022).

Baca juga: MGPA: Sirkuit Mandalika Dapat Homologasi A dari FIM

Kenyataan di lapangan di parkir barat sekitar Masjid Nurul Bilad, situasi ini dimanfaatkan oleh sejumlah calo tiket.

Di pintu kedatangan penonton di parkir barat, sekitar Masjid Nurul Bilad, tampak beberapa orang menjajakan tiket yang sudah ditukar menjadi gelang.

Mereka menyebut sejumlah tiket itu merupakan tiket yang dibatalkan penonton MotoGP.

"Ayo beli tiket cancel, hari kedua, tiket murah, Pak, Rp 200.000, ambil langsung," katanya menyodorkan kepada Kompas.com.

Beberapa orang pria menggenggam gelang tiket berwarna hijau dan ada juga yang berwarna lain.

Mereka menawarkan sudah dalam bentuk gelang tiket. Untuk yang berwarna biru malah ditawarkan Rp 300.000.

Tiket yang ditawarkan itu adalah tiket tribune festival seharga Rp 110.000 yang dijual secara online melalui perusahaan daerah PT GNE.

Mereka tampak berkeliaran di Bazar Mandalika, mendekati para pengunjung. Sebagian dari mereka yang belum mendapatkan tiket bisa langsung membeli dari para calo tiket tersebut tanpa ragu karena sudah dalam bentuk gelang, tanpa menukarkan tiket ke loket.

 

Terkait penjualan tiket di tangan calo dalam event internasional ini, Gubernur NTB Zulkieflimansyah sempat mengeluarkan pernyataan saat menunggu kedatangan para pebalap ke Lombok.

Zulkieflimansyah mengatakan, hal itu sebagai hal biasa dan lazim terjadi di negara berkembang.

"Di mana-mana ada ya, itu ciri khas negara berkembang, di dunia sepak bola juga ada, ya begitu," kata Zulkieflimansyah.

"Di sini tiket dibeli dengan harga relatif murah, lalu dijual dengan harga lebih mahal, seperti kamar-kamar hotel juga begitu," ujar dia.

Baca juga: Siap-siap Penonton MotoGP Mandalika, Prediksi BMKG Hujan Turun Sepanjang Hari

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah NTB Komisaris Besar Artanto mengatakan akan menelusuri calo penjual tiket MotoGP tersebut. 

"Saya akan cari tahu dulu info tersebut," kata Artanto.

Sebelumnya, aparat kepolisian juga telah menerima kasus penipuan penjualan tiket MotoGP.

Korban tertipu Rp 30 juta hingga Rp 70 juta, bahkan ada yang mendapatkan tiket palsu setelah banyak mengeluarkan uang dengan sistem transfer dan tidak melalui aplikasi yang telah disediakan.

Artanto meminta warga untuk tetap waspada dan jangan tergiur dengan harga murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com