Mewariskan pengetahuan, melestarikan budaya
Rumah Baca Yangsu di Kemtuk Gresi, tidak hanya mengajarkan anak-anak mengenai baca, tulis, dan hitung saja, tetapi mereka mengajarkan anak-anak tentang budaya.
Perry juga memperlihatkan video berdurasi 1 menit 41 detik yang direkam saat anak-anak membuat gedi gulung bersama ibu-ibu di Rumah Baca Yangsu.
Dalam video itu terlihat ada beberapa anak-anak perempuan dan laki-laki sedang menyiapkan beberapa bahan untuk membuat gedi gulung. Ada yang sedang mengulung sagu ke dalam daun gedi, ada beberapa anak-anak memarut kelapa dan ada yang sedang membersihkan sayur lilin.
“Kita bersama anak-anak bersama beberapa bunda atau ibu-ibu. Kita akan belajar membuat shotpun (gedi gulung). Shotpun merupakan salah satu makanan khas orang Lembah Grime Nawa,” ucapnya dalam video tersebut.
Dalam video itu, Perry memperlihatkan tahapan membuat gedi gulung, mulai dari anak-anak di rumah baca memarut kelapa yang dimulai dari pinggir bagian dalam kelapa. Terlihat anak-anak sedang memarut kelapa.
“Kelapa dalam kitorang (kita) punya bahasa daerah di bilang apa?" tanya Perry.
“Kim (kelapa),” jawab anak-anak dengan serentak.
Video itu juga memperlihatkan Perry memperkenalkan Maria Tegay yang akan mengajarkan anak-anak untuk mengupas sayur lilin yang telah dibawa dari kebun.
Baca juga: Seorang Balita Diduga Bermain Korek Api, 5 Rumah Kontrakan di Jayapura Terbakar
“Ada salah satu mama atau ibu Maria Tegay yang juga merupakan ibu di rumah baca yang mengajarkan anak-anak membuat sayur lilin,” ujarnya.
Pendapatan Ekonomi
Jika dulu gedi gulung dibuat untuk konsumsi keluarga sebagai makanan sehari-hari. Kini gedi gulung menjadi salah satu pendapatan ekonomi di dalam keluarga, terutama masyarakat di Lembah Grime Nawa.
Perry mengungkapkan, masyarakat di Distrik Kemtuk Gresi membuat gedi gulung dan menjualnya setiap sore hari di pasar. Hal ini sebagai wujud dari meningkatkan perekonomian masyarakat sehari-hari.
“Jika sebelumnya gedi gulung hanya dikonsumsi saja, kini gedi gulung dibuat dan di jual ke pasar. Banyak mayarakat yang membuat dan menjualnya di pasar,” ungkapnya.
Menurut Perry, satu buah gedi gulung dijual mayarakat dengan harga Rp 3.000. Dalam sehari masyarakat yang menjual gedi gulung bisa mendapatkan uang puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.
“Satu buah gedi gulung di jual dengan harga Rp 3.000 rupiah di pasar. Biasanya banyak masyarakat yang membeli untuk memakannya,” tuturnya.
Perry berharap, gedi gulung milik masyarakat Lembah Grime Nawa ini bisa menjadi salah satu makanan khas yang dapat dimodifikasi dengan bahan-bahan lainnya. Sehingga tidak hanya menjadi makanan khas di Grime Nawa, tetapi bisa diperkenalkan secara nasional, bahkan internasional.
“Kami harapkan gedi gulung ini bisa dipadukan dengan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara luas di daerah-daerah lain, bahkan ke depan bisa menjadi ole-ole bagi masyarakat dari luar Papua,” harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.