Salin Artikel

Gedi Gulung, Makanan Khas Masyarakat Grime Nawa yang Diwariskan Turun-temurun

Keanekaragam budaya di Papua, membuat masyarakat memiliki makanan khasnya sendiri-sendiri. Makanan itu terus diwariskan sejak nenek moyang hingga generasi muda saat ini.

Seperti makanan khas masyarakat Lembah Grime Nawa di Distrik Kemtuk Kresi, Kabupaten Jayapura, Papua, yakni gedi gulung (swotpun). Makanan itu telah diwariskan masyarakat Grime Nawa sejak dulu kala hingga saat ini.

Sayang, jika pembuatan gedi gulung tidak diwariskan dari orangtua kepada anak-anak, maka mereka akan cenderung lupa dan tidak bisa membuatnya. Bahkan, bisa saja tidak memakan gedi gulung yang merupakan makanan khas di daerah Grime Nawa tersebut.

Pengelola Rumah Baca Yansu di Distrik Kemtuk Gresi, Permenas Samon mengungkapkan, pihaknya telah mengajarkan anak-anak cara membuat gedi gulung.

Menurut pria yang akrab disapa Perry ini, sebagian anak-anak sudah biasa melihat orangtuanya membuat makanan khas itu. Namun, ada juga yang sama sekali tidak pernah melihat cara pembuatan gedi gulung.

“Saya bersama dengan teman-teman mengajari anak-anak untuk membuat gedi gulung. Mereka sangat senang. Karena ada yang biasa melihat neneknya membuat di rumah, tetapi ada juga anak-anak yang sama sekali tidak tahu, tetapi hanya tahu makan,” kata Perry kepada Kompas.com di Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (19/3/2022).

Anak-anak sengaja diajarkan membuat gedi gulung agar bisa membuat sendiri di rumah masing-masing. Selain itu, anak-anak muda tersebut diharapkan memiliki pengetahuan tentang budaya mereka.

“Kami ajarkan mereka dengan harapan kedepan mereka bisa membuat gedi gulung sendiri. Nanti kalau mereka ada di manapun bisa membuatnya,” katanya.

Bahan yang digunakan

Untuk membuat gedi gulung, ada beberapa bahan dasar yang biasa digunakan, utamanya sayur gedi. Bahan dasar yang digunakan ini semuanya ada di Grime Nawa dan hampir seluruh wilayah lain di Papua.

Selain sayur gedi, masyarakat juga menyiapkan sagu, sayur lilin, dan kelapa parut, untuk membuat gedi gulung.

“Semua bahan ini merupakan makanan khas masyarakat di Lembah Grime Nawa,” ungkap pria yang mencintai literasi ini.

Menurut Perry, sagu, kelapa, dan sayur lilin dimasukkan ke dalam daun gedi yang lebar. Setelah itu, daun gedi berisi aneka bahan itu diikat.

“Ketika sudah dibungkus, maka akan dimasukan ke dalam air panas yang sudah mendidi. Sekitar 30 menit diangkat untuk siap di makan,” jelasnya.

Perry menyampaikan, memang proses pembuatan gedi gulung tidak begitu rumit, tetapi pembuatannya kini tidak disalurkan kepada anak-anak muda di daerah Lebah Grime Nawa.

Sehingga melalui Rumah Baca Yansu di Distrik Kemtuk Gresi dirinya mulai mengajarkan anak-anak tentang pembuatan gedi gulung.

“Saya mau pembuatan gedi gulung sebagai salah satu makanan khas di Lembah Grime Nawa ini kita bisa ajarkan kepada anak-anak kita, sehingga mereka bisa membuatnya. Hal ini juga untuk mewariskan makanan khas kita tersebut,” ujarnya.

Mewariskan pengetahuan, melestarikan budaya

Rumah Baca Yangsu di Kemtuk Gresi, tidak hanya mengajarkan anak-anak mengenai baca, tulis, dan hitung saja, tetapi mereka mengajarkan anak-anak tentang budaya.

Perry juga memperlihatkan video berdurasi 1 menit 41 detik yang direkam saat anak-anak membuat gedi gulung bersama ibu-ibu di Rumah Baca Yangsu.

Dalam video itu terlihat ada beberapa anak-anak perempuan dan laki-laki sedang menyiapkan beberapa bahan untuk membuat gedi gulung. Ada yang sedang mengulung sagu ke dalam daun gedi, ada beberapa anak-anak memarut kelapa dan ada yang sedang membersihkan sayur lilin.

“Kita bersama anak-anak bersama beberapa bunda atau ibu-ibu. Kita akan belajar membuat shotpun (gedi gulung). Shotpun merupakan salah satu makanan khas orang Lembah Grime Nawa,” ucapnya dalam video tersebut.

Dalam video itu, Perry memperlihatkan tahapan membuat gedi gulung, mulai dari anak-anak di rumah baca memarut kelapa yang dimulai dari pinggir bagian dalam kelapa. Terlihat anak-anak sedang memarut kelapa.

“Kelapa dalam kitorang (kita) punya bahasa daerah di bilang apa?" tanya Perry.

“Kim (kelapa),” jawab anak-anak dengan serentak.

Video itu juga memperlihatkan Perry memperkenalkan Maria Tegay yang akan mengajarkan anak-anak untuk mengupas sayur lilin yang telah dibawa dari kebun.

“Ada salah satu mama atau ibu Maria Tegay yang juga merupakan ibu di rumah baca yang mengajarkan anak-anak membuat sayur lilin,” ujarnya.

Pendapatan Ekonomi

Jika dulu gedi gulung dibuat untuk konsumsi keluarga sebagai makanan sehari-hari. Kini gedi gulung menjadi salah satu pendapatan ekonomi di dalam keluarga, terutama masyarakat di Lembah Grime Nawa.

Perry mengungkapkan, masyarakat di Distrik Kemtuk Gresi membuat gedi gulung dan menjualnya setiap sore hari di pasar. Hal ini sebagai wujud dari meningkatkan perekonomian masyarakat sehari-hari.

“Jika sebelumnya gedi gulung hanya dikonsumsi saja, kini gedi gulung dibuat dan di jual ke pasar. Banyak mayarakat yang membuat dan menjualnya di pasar,” ungkapnya.

Menurut Perry, satu buah gedi gulung dijual mayarakat dengan harga Rp 3.000. Dalam sehari masyarakat yang menjual gedi gulung bisa mendapatkan uang puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.

“Satu buah gedi gulung di jual dengan harga Rp 3.000 rupiah di pasar. Biasanya banyak masyarakat yang membeli untuk memakannya,” tuturnya.

Perry berharap, gedi gulung milik masyarakat Lembah Grime Nawa ini bisa menjadi salah satu makanan khas yang dapat dimodifikasi dengan bahan-bahan lainnya. Sehingga tidak hanya menjadi makanan khas di Grime Nawa, tetapi bisa diperkenalkan secara nasional, bahkan internasional.

“Kami harapkan gedi gulung ini bisa dipadukan dengan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara luas di daerah-daerah lain, bahkan ke depan bisa menjadi ole-ole bagi masyarakat dari luar Papua,” harapnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/19/091132878/gedi-gulung-makanan-khas-masyarakat-grime-nawa-yang-diwariskan-turun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke