Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Budi Daya Anggur, Mbah Soka Sukses Jadi Rujukan Petani Luar Daerah

Kompas.com - 07/03/2022, 20:20 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang memiliki potensi yang tinggi dalam bidang pertanian. Kini, telah banyak berkembang budi daya tanaman di Kota Lumpia ini. Salah satunya, budi daya anggur di daerah Gunungpati, Semarang.

Budi daya anggur ini belum lama berdiri. Sebelum diubah menjadi lahan penuh buah anggur, dulunya adalah kafe kekinian favorit anak muda. Namun karena pandemi, pemilik kafe, Nasoka, menutup kafe miliknya dan mengubahnya menjadi lahan budi daya.

Mbah Soka memilih fokus membudidayakan anggur lantaran kecintaannya pada lingkungan, serta ingin memanfaatkan potensi alam di lingkungan tempat tinggalnya.

Baca juga: Banyak Anak Tak Sekolah di Nunukan, Pernikahan Dini dan Budi Daya Rumput Laut Disebut Jadi Sebabnya

Atas dasar itu, hingga saat ini Mbah Soka, sapaan akrabnya, sudah memiliki kurang lebih 100 murid yang belajar bersamanya. Di lahan seluas 1.000 meter persegi tersebut, setiap hari Sabtu, dirinya mengadakan pelatihan gratis untuk siapapun yang ingin mempelajari budi daya buah anggur.

“Bahkan yang hadir tidak hanya dari masyarakat Semarang saja, tapi juga luar kota. Dari Pati, Pemalang, Kendal, Temanggung, hingga Wonogiri,” jelasnya kepada Kompas.com, Senin (7/3/2022).

Tidak hanya itu, Mbah Soka juga berhasil membentuk Komunitas Pecinta Anggur Semarang (Kompas). Komunitas tersebut dibentuk dengan alasan untuk tempat berbagi, bekerja sama, dan menjadi mitra budidaya anggur milik Mbah Soka.

Mbah Soka bercerita mengapa dirinya mempersilakan banyak orang untuk datang belajar ke kebunnya. Menurut dia, dengan berbagi ilmu kepada banyak orang, maka kebaikan-kebaikan yang lain akan datang.

“Ibaratnya, orang yang mencari ilmu itu seperti timba air yang datang ke sumurnya. Dengan cara itu, timba dapat menyebarkan kebaikan juga ke yang lainnya,” tutur Mbah Soka.
Bersamaan hujan deras, Mbah Soka menunjukkan hasil kebun yang dimilikinya. Sampai saat ini, jenis anggur yang dibudidaya mayoritas datang dari luar negeri. Bahkan, hampir 100 varian anggur diimpor dari Ukraina, USA, Mesir, Turki, hingga Jepang.

Menurut Mbah Soka, jenis anggur impor memiliki kualitas lebih unggul dibanding dengan anggur lokal. Di samping ketebalan kulit dan warna yang berbeda, rasa yang dimiliki juga lebih enak.

Baca juga: Cerita Eks Kombatan GAM yang Sukses Budidaya Tiram Super Jumbo di Banda Aceh

“Ada jenis anggur Everest, rasa buahnya benar-benar manis, dagingnya tidak lumer, warnanya menarik, ketahanannya terhadap penyakit juga bagus,” ucapnya.

Bagi pemula petani anggur, imbuh Mbah Soka, anggur jenis Everest bisa menjadi rekomendasi untuk ditanam. Selain itu, ada pula jenis anggur Transfiguration yang disarankan. Katanya, anggur jenis ini memiliki sebuah keistimewaan.

Kebun anggur Mbah Soka di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.KOMPAS.com/Sabrina Mutiara Fitri Kebun anggur Mbah Soka di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.

“Hebatnya transfiguration, jika ditanam di dataran rendah akan semakin manis. Warna buahnya juga bisa lebih merah dan cantik. Beda lagi jika ditanam di dataran yang lebih tinggi,” tutur Mbah Soka.

Manfaatkan limbah jadi pupuk

Dibalik kesuksesan budi daya anggur milik Mbah Soka, terdapat rahasia yang dia gunakan. Yaitu dengan pupuk yang diolahnya sendiri, salah satunya Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk ini diolah secara sederhana, dengan memanfaatkan limbah rumah tangga.

“Bahan pokoknya terdiri dari air kelapa, mikroba bakteri, dan sisa-sisa sayur yang tidak dimasak. Kemudian diblender, dicampur dengan mikroba, setelah 2 minggu baru disaring,” terang Mbah Soka.

Baca juga: Lewat Kontes Ikan Gupi, BRSDM Tingkatkan Peluang Budi Daya Ikan Hias

Sementara itu, ampas penyaringan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang sangat membantu menyuburkan tanaman.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com