Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Damar, Komunitas Film Tempat Belajar dan Berkarya Anak Muda Semarang

Kompas.com - 07/03/2022, 15:31 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Banyak komunitas pecinta film di Semarang. Namun, belum banyak wadah khusus anak muda, terlebih kaum pelajar, yang memiliki visi dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang proses dibalik film dan pengelolaannya.

Kini, di Kota Semarang telah lahir Komunitas Sineas Muda Semarang (Si Damar).

Komunitas ini tercetus lantaran dua anak muda lulusan SMA N 2 Semarang, Faris Amar dan Ikhlasul Haq gelisah karena tidak memiliki tempat untuk menampung minat dan bakat mereka dalam bidang perfilman.

Akhirnya, pada 30 Maret 2021, mereka bersama kawan-kawan sebayanya resmi membentuk suatu komunitas yang menaungi anak-anak muda peminat film untuk belajar, berdiskusi, juga berkarya.

Baca juga: Pulau Mursala di Tapanuli Tengah: Letak, Waktu Tempuh, Keindahan, dan Lokasi Syuting Film King Kong

Di Gedung Oudetrap lantai 1 Kota Lama Semarang, Ketua sekaligus CEO Si Damar, Faris, sapaan akrabnya banyak bercerita tentang motivasinya membentuk komunitasnya.

Di samping ingin menyediakan tempat berkarya untuk anak muda, khususnya pelajar SMA, dia juga juga bermimpi untuk mengembangkan industri film Kota Semarang.

"Ada banyak bibit-bibit sineas muda yang kadang tidak mendapat wadahnya. Jadi, banyak juga dari mereka yang menyerah dulu. Padahal, Semarang ini kota besar dan pasti banyak potensinya," jelas Faris kepada Kompas.com, Sabtu (5/3/2022).

Sore itu, sembari menunggu kedatangan peserta Forum Komunikasi Sineas Muda Semarang (FKSMS), mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) semester 4 itu menuturkan seluruh kegiatan Si Damar selama hampir satu tahun ini.

Selain mengadakan kelas-kelas materi dan produksi film, imbuh Faris, Si Damar sudah mengadakan screening film, festival film nasional, nonton bioskop bareng anak-anak panti asuhan, berbagi sedekah, hingga mengadakan layar tancap ke masyarakat-masyarakat desa.

"Bahkan kami sudah memproduksi empat film, dan syukurnya mendapat nominasi di beberapa film," jelas Faris.

Baca juga: Cuplikan Film Si Tikam Noken Picu Kontroversi, Ini Kata Tokoh-tokoh di Papua

Empat produksi film tersebut terdiri dari A Boulder, Natasya Balloon: Art in Beauty Texture, Pangarep, dan Ketika Bocah itu Bermimpi.

Meski karya-karya tersebut baru dilaunching secara resmi pada 15 dan 17 Januari 2022 di XXI Paragon Semarang, namanya sudah membawa banyak kabar baik.

Film Ketika Bocah itu Bermimpi menjadi finalis dalam Boden International Film Festival di Swedia dan Lift-Off Global Network Film.

Proses screening film produksi Si Damar. Proses screening film produksi Si Damar.
Sedangkan Pangarep sebagai song design winner di Euro Music Video Awards, dan juga finalis di International Music Video Awards (IMVA) tahun 2022.

"Mungkin belum banyak ikut lomba, kami juga baru launching dan film-film kami masih akan running 3 tahun kedepan. Jadi kami masih akan apply ke beberapa lomba," kata dia.

Di balik keproduktifan Si Damar dalam mengembangkan komunitasnya, mereka mengaku tidak mengejar eksistensi.

Yang terpenting, bagi mereka adalah pembuktian karya dan aksinya untuk mengembangkan bidang perfilman di Kota Semarang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ikhlasul Haq, yang juga dikenal sebagai CEO Si Damar.

Baca juga: Bak Film Action, Polisi Bergelantung di Kap Mobil yang Diadang demi Gagalkan Perampasan

Bagi dia, meskipun dirinya belum memiliki kemampuan yang hebat seperti tokoh ternama, sangat dibutuhkan perjuangan dalam proses belajar.

"Kita kolaborasi saja, berbagi, sharing bareng, berkarya bareng. Kita masih muda, masih banyak waktu untuk mencoba. Karena untuk menuju sukses, juga perlu proses," ucap mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta semester 4.

Komunitas yang memiliki kurang lebih 60 anggota ini sangat apik untuk mengelola keorganisasian dan membagi tugas. 

Baca juga: Film Pertama Indonesia Loetoeng Kasaroeng, Cerita Legenda Sunda yang Dibuat Orang Asing

Ikhlasul mengaku, tidak semua anggota di sebuah komunitas bisa bergerak.

Kendati demikian, dirinya tidak keberatan untuk menuntun pelajar-pelajar yang tergabung dalam komunitas Si Damar.

"Misal ada salah, ya dibenarkan. Agar di sini juga jadi save place buat mereka. Jadi kita sama-sama nyaman untuk belajar," jelas Ikhlasul.

 

Terhalang materi untuk berkarya

Dalam memproduksi sebuah karya, Si Damar bisa menghabiskan dana sebesar Rp 20 juta.

Namun, tergantung juga tingkat keterlibatan tim, kerumitan proses pembuatan film, dan sejumlah proses lainnya.

Hebatnya, di umur belasan tahun, mereka dapat menanggung biaya secara mandiri untuk produksi.

Baca juga: Film Serdam, Matinya Alat Musik Khas Lampung dan Kisah Horor di Baliknya

Meskipun Ikhlasul bersama kawan-kawannya sempat mengeluhkan perihal materi, semangat yang dibangun teman-teman Si Damar dapat mengalahkan tantangan itu.

"Sebagai tantangan sebenarnya. Karena kita sering punya banyak ide yang menarik, tapi terhenti karena dana," jelas Ikhlasul.

Apalagi, kata dia, untuk bertahan ke depan dengan memanfaatkan uang saku pelajar, akan sangat berat untuk menggencarkan proses produksi.

Dia berharap, Si Damar bisa mendapat support dari pemerintah agar tercapai cita-citanya untuk memajukan Kota Semarang dalam bidang film.

Baca juga: Film Berbahasa Sunda Nana Jadi Finalis Festival Film Berlin

Karena, tambah Ikhlasul, nantinya kemajuan di bidang film bukan hanya umtuk Si Damar saja, bahkan untuk masyarakat sekitar, juga Kota Semarang.

Sementara itu, adanya Si Damar, dirinya juga berharap agar anak-anak muda di Kota Semarang bisa termotivasi dan berkembang dalam dunia perfilman.

"Mumpung bisa dan masih muda. Nanti misal sudah tua, nyesel kalau dulunya tidak menghasilkan karya apa-apa. Dengan itu, ekosistem perfilman di Semarang semakin berkembang," ungkapnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com