Sedangkan Pangarep sebagai song design winner di Euro Music Video Awards, dan juga finalis di International Music Video Awards (IMVA) tahun 2022.
"Mungkin belum banyak ikut lomba, kami juga baru launching dan film-film kami masih akan running 3 tahun kedepan. Jadi kami masih akan apply ke beberapa lomba," kata dia.
Di balik keproduktifan Si Damar dalam mengembangkan komunitasnya, mereka mengaku tidak mengejar eksistensi.
Yang terpenting, bagi mereka adalah pembuktian karya dan aksinya untuk mengembangkan bidang perfilman di Kota Semarang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ikhlasul Haq, yang juga dikenal sebagai CEO Si Damar.
Baca juga: Bak Film Action, Polisi Bergelantung di Kap Mobil yang Diadang demi Gagalkan Perampasan
Bagi dia, meskipun dirinya belum memiliki kemampuan yang hebat seperti tokoh ternama, sangat dibutuhkan perjuangan dalam proses belajar.
"Kita kolaborasi saja, berbagi, sharing bareng, berkarya bareng. Kita masih muda, masih banyak waktu untuk mencoba. Karena untuk menuju sukses, juga perlu proses," ucap mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta semester 4.
Komunitas yang memiliki kurang lebih 60 anggota ini sangat apik untuk mengelola keorganisasian dan membagi tugas.
Baca juga: Film Pertama Indonesia Loetoeng Kasaroeng, Cerita Legenda Sunda yang Dibuat Orang Asing
Ikhlasul mengaku, tidak semua anggota di sebuah komunitas bisa bergerak.
Kendati demikian, dirinya tidak keberatan untuk menuntun pelajar-pelajar yang tergabung dalam komunitas Si Damar.
"Misal ada salah, ya dibenarkan. Agar di sini juga jadi save place buat mereka. Jadi kita sama-sama nyaman untuk belajar," jelas Ikhlasul.