SEMARANG, KOMPAS.com- Banyak komunitas pecinta film di Semarang. Namun, belum banyak wadah khusus anak muda, terlebih kaum pelajar, yang memiliki visi dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang proses dibalik film dan pengelolaannya.
Kini, di Kota Semarang telah lahir Komunitas Sineas Muda Semarang (Si Damar).
Komunitas ini tercetus lantaran dua anak muda lulusan SMA N 2 Semarang, Faris Amar dan Ikhlasul Haq gelisah karena tidak memiliki tempat untuk menampung minat dan bakat mereka dalam bidang perfilman.
Akhirnya, pada 30 Maret 2021, mereka bersama kawan-kawan sebayanya resmi membentuk suatu komunitas yang menaungi anak-anak muda peminat film untuk belajar, berdiskusi, juga berkarya.
Baca juga: Pulau Mursala di Tapanuli Tengah: Letak, Waktu Tempuh, Keindahan, dan Lokasi Syuting Film King Kong
Di Gedung Oudetrap lantai 1 Kota Lama Semarang, Ketua sekaligus CEO Si Damar, Faris, sapaan akrabnya banyak bercerita tentang motivasinya membentuk komunitasnya.
Di samping ingin menyediakan tempat berkarya untuk anak muda, khususnya pelajar SMA, dia juga juga bermimpi untuk mengembangkan industri film Kota Semarang.
"Ada banyak bibit-bibit sineas muda yang kadang tidak mendapat wadahnya. Jadi, banyak juga dari mereka yang menyerah dulu. Padahal, Semarang ini kota besar dan pasti banyak potensinya," jelas Faris kepada Kompas.com, Sabtu (5/3/2022).
Sore itu, sembari menunggu kedatangan peserta Forum Komunikasi Sineas Muda Semarang (FKSMS), mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) semester 4 itu menuturkan seluruh kegiatan Si Damar selama hampir satu tahun ini.
Selain mengadakan kelas-kelas materi dan produksi film, imbuh Faris, Si Damar sudah mengadakan screening film, festival film nasional, nonton bioskop bareng anak-anak panti asuhan, berbagi sedekah, hingga mengadakan layar tancap ke masyarakat-masyarakat desa.
"Bahkan kami sudah memproduksi empat film, dan syukurnya mendapat nominasi di beberapa film," jelas Faris.
Baca juga: Cuplikan Film Si Tikam Noken Picu Kontroversi, Ini Kata Tokoh-tokoh di Papua
Empat produksi film tersebut terdiri dari A Boulder, Natasya Balloon: Art in Beauty Texture, Pangarep, dan Ketika Bocah itu Bermimpi.
Meski karya-karya tersebut baru dilaunching secara resmi pada 15 dan 17 Januari 2022 di XXI Paragon Semarang, namanya sudah membawa banyak kabar baik.
Film Ketika Bocah itu Bermimpi menjadi finalis dalam Boden International Film Festival di Swedia dan Lift-Off Global Network Film.