Bahkan, ketika dia sakit dari pihak aplikator tak pernah memperhatikannya. Hal itulah yang membuatnya merasa penting mengikuti demonstrasi.
"Kita itu pekerjaan rawan namun tidak ada BPJS atau asuransi," ucapnya.
Sementara itu, Humas Asosiasi Driver Online (ADO) Jateng, Astrid Ivanka meminta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk merumuskan peraturan daerah (perda) terkait penyesuaian tarif driver online.
Baca juga: Harga Gas Nonsubsidi Naik, Ganjar: Hati-hati Potensi Migrasi Elpiji
Menurutnya, kebijakan aplikator driver online dinilai tidak sesuai dan dianggap merugikan para pengemudi ojol.
“Kami meminta kepada bapak gubernur dan Pemprov Jateng, agar lebih memerhatikan kesejahteran dan kenyamanan serta keamanan kami para driver ojol," katanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada Dinas Ketenagakerjaan Jawa Tengah untuk masuk andil dalam hal ini mengenai BPJS Ketenagakerjaan.
"Kami juga termasuk buruh harian lepas, yang di dalam UU (Undang-undang) Ketenagakerjaan ikut diatur,” katanya.
Baca juga: Sepekan Menghilang, Seorang Driver Ojol Ditemukan Meninggal di Kamar Kos
Seperti diketahui, ribuan driver online sempat melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jateng.
Mereka meminta gubernur membuat perda soal penyesuaian tarif yang pro dengan driver online.
Selain itu, aksi demonstrasi driver online juga meminta gubernur untuk memperhatikan keselamatan driver online melalui BPJS atau asuransi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.