Kopi Arabika Pegunungan Bintang dikirimkan ke Sentani, Jayapura menggunakan pesawat kecil. Selanjutnya dari Sentani, dikirim ke kota-kota besar Indonesia lainnya.
"Pengiriman kopi dari Pegunungan Bintang tergantung kondisi cuaca dan kondisi keamanan setempat,” ungkap Hari Suroto.
Saat ini pasokan kopi Arabica Pegunungan Bintang di Kota Jayapura sudah normal kembali.
Maskapai penerbangan perintis sudah melayani penerbangan ke pedalaman Pegunungan Bintang, lapangan terbang perintis pun aman untuk didarati.
Baca juga: Selama Desember, KKB Bakar 2 Sekolah di Pegunungan Bintang, Ini Kata Polisi
Salah satu warga Kampung Oksemar, Distrik Okbibab, Kabupaten Pengunungan Bintang, Alpius Uropmabin mengungkapkan, setiap warga d kampung di Distrik Oksibab memiliki pohon kopi masing-masing.
"Masyarakat yang ada di delapan kampung di Distrik Oksibab memiliki pohon kopinya masing-masing," ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih ini mengatakan, pohon kopi ini sendiri sudah ditanam oleh para misionaris Belanda dari Katolik yang datang ke Oksibab.
Lalu kini dikembangkan oleh masyarakat setempat sebagai salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Awalnya ditanam oleh misionaris yang datang. Lalu kini ditanam oleh masyarakat sendiri dan dikembangkan hingga saat ini," ucap Alpius.
Baca juga: Anak Kepala Suku Gome Dibunuh KKB Saat Dampingi Pekerja Telekomunikasi di Beoga
Dia menjelaskan, harga biji kopi yang dijual oleh masyarakat yaitu Rp 100.000 per kilogram.
"Biji kopi yang selesai dipanen oleh warga akan dikirim ke Jayapura untuk dijual kepada pengusaha kopi," ungkapnya.
Selain dijual di Jayapura, petani kopi di Pegunungan Bintang, terutama di Distrik Okbibab biasanya langsung membawanya ke ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang di Oksibil, lalu menjualnya kepada pengusaha kopi di sana.
"Kalau tidak kirim menggunakan pesawat ke Jayapura untuk dijual, maka petani kopi akan membawanya ke Oksibil untuk menjualnya," ucap Alpius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.