Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Wakil Bupati TTS, Tampar Sopir Ambulans gara-gara Korban Tak Bunyikan Klakson Saat Berpapasan, Ini Duduk Perkaranya

Kompas.com - 04/03/2022, 05:43 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Seorang sopir ambulans milik Puskesmas Kualian, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami penganiayaan yang dilakukan Wakil Bupati TTS Johny Army Konay.

Yaner Sesfaot (25), sang sopir ambulans, telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

"Dini hari tadi sekitar pukul 01.00 Wita, saya datang ke kantor polisi untuk laporkan kejadian ini,” ujarnya, Kamis (3/3/2022).

Baca juga: Gara-gara Tak Bunyikan Klakson Saat Berpapasan, Sopir Ambulans Dianiaya Wakil Bupati

Laporan Yaner tertuang dalam laporan polisi nomor:LP/B/62/III/2002/SPKT/RES TTS/POLDA NTT, Kamis, 3 Maret 2022.

"Saya sudah laporkan Bapa Wakil Bupati ke Polres. Saat lapor, saya didampingi pengurus Araksi (Aliansi Rakyat Anti Korupsi)," ucapnya.

Warga Kelurahan Cendana, Kecamatan Kota Soe, TTS, ini berharap, laporannya ditindaklanjuti polisi hingga tuntas.

"Saya berharap, masalah ini bisa diselesaikan dengan betul-betul adil oleh pihak yang berwenang," ungkapnya.

Baca juga: Akui Tampar Sopir Ambulans, Wakil Bupati TTS: Dia Tidak Sopan, Duduk Sejajar Saya

Kronologi sopir ambulans dianiaya Wakil Bupati TTS

Peristiwa tersebut bermula pada Selasa (1/3/2022) sore.

Saat itu, Yaner mengantarkan seorang dokter dari salah satu toko swalayan menuju tempat kos sang dokter di Kota Soe.

Untuk ke tempat indekos sang dokter, ambulans Yaner harus melewati lorong pertokoan yang dipenuhi sejumlah kendaraan roda empat yang parkir di sisi kiri.

Sewaktu berada di pertengahan lorong, mereka berpapasan dengan mobil berpelat merah DH 2 C yang dikemudikan Wakil Bupati TTS Johny Army Konay.

Melihat ada mobil wakil bupati, Yaner menepikan ambulansnya ke sisi kanan supaya mobil Army bisa melintas dengan baik.

Akan tetapi, saat melintas, mobil yang dikemudikan Army menyerempet ambulans. Akibatnya, sisi sebelah kiri bagian belakang mengalami kerusakan.

Baca juga: Viral, Video Lelaki Tampar Pacarnya di Atas Motor di Malang, Ini Kata Polisi

"Setelah itu, saya turun dari mobil ambulans dan menghampiri meminta maaf kepada bapa wakil bupati," tuturnya.

Army lantas turun mobil untuk mengecek kerusakan. Army kemudian menanyakan dirinya dari puskesmas mana dan siapa nama kepala puskesmas.

"Pak wakil bupati bilang, ‘Besok kasih tahu kau punya kepala puskesmas untuk perbaiki mobil ini.’ Saya bilang siap bapa," tutur Yaner.

Sehari setelahnya, atau pada Rabu (2/3/2022), Yaner bersama seorang dokter dan Kepala Puskesmas Kualin mendatangi rumah dinas Army Konay. Mereka hendak bertemu sang wakil bupati.

Tak lama berselang, mereka disuruh ke bengkel mobil yang berada di belakang rumah jabatan Army.

Baca juga: Oknum Polisi Tampar Sopir Travel Berkali-kali di Labuan Bajo, Polres Mabar: Kita Tindak Tegas

Kemudian, di bengkel tersebut, Yaner duduk berjejer dengan dokter dan kepala Puskesmas.

Beberapa waktu kemudian, Army datang. Ia lalu mengambil sebuah kursi dan duduk tepat di samping Yaner.

Dari perbincangan, terungkap bahwa Army sengaja menabrak ambulans.

"Bapa wakil langsung bilang, 'Saya yang sengaja tabrak kamu karena saat berpapasan, kamu tidak membunyikan klakson mobil'," bebernya.

Baca juga: Polisi Tangkap Lagi Anak di Bantul yang Jual Perabotan dan Tampar Ibunya

Mendengar itu, Yaner berdiri untuk minta maaf. Bukannya memaafkan, Army malah memakinya berulang kali.

Tak cuma itu, Army kemudian memukul Yaner di bagian mulut. Masker yang dipakai Yaner pun ditarik hingga putus.

Setelah itu, Yaner bangun dari kursinya. Namun, dia dipukul lagi di bagian wajah. Yaner lantas keluar dari bengkel karena saat itu Army sedang emosi.

Dia kemudian mengantar ambulans ke puskesmas.

Baca juga: Pemuda di Bantul yang Dulu Jual Perabot Rumah demi Pacar, Kini Tampar Ibunya dan Gadaikan Kompor Pemberian Bupati

Pengakuan Wabup TTS

Ilustrasi tanganshutterstock Ilustrasi tangan

Army angkat bicara soal pelaporan dirinya ke polisi.

Menurutnya, dirinya menampar Yaner karena sikap sang sopir ambulans tak beretika dan membangkang saat berbicara dengannya di rumah jabatan Wakil Bupati TTS.

Meski begitu, kata Army, tamparan tersebut tidak kuat dan hanya sekali.

”Dia masuk di rumah jabatan tidak sopan, duduk sejajar saya. Saya suruh dia cabut masker baru berbicara karena dia berbicara tidak jelas, tapi dia malah melawan. Makanya saya tampar dia, tapi tidak kuat,” jelasnya kepada wartawan, Kamis.

"Setelah saya tampar, dia malah bangun jalan ke luar, setelah itu kembali masuk dan duduk sejajar lagi dengan saya,” imbuhnya.

Baca juga: Polisi Sebut Tradisi Saling Tampar Lingkaran Setan di Pramuka SMA Ciamis Diinisiasi Senior

Seusai peristiwa itu, Army meminta Yaner, kepala Puskesmas Kualin, dan seorang dokter untuk pulang.

Army meminta supaya mereka mendinginkan kepala sebelum kembali berbicara dengan dirinya.

”Sebagai bawahan, seharusnya dia datang sopan bukan berlagak melawan dan tidak beretika. Sebagai atasan, saya merasa tidak terima dengan sikap tersebut dan ingin membina dia,” bebernya.

Baca juga: Tampar Juniornya 140 Kali, 10 Pelajar SMK Pelayaran di Semarang Ditangkap

Atas pelaporan dirinya, Army mengaku siap apabila dipanggil polisi untuk memberikan keterangan.

Ia meminta supaya Kepala Puskesmas Kualin dan seorang dokter yang mendampingi Yaner sewaktu peristiwa itu, untuk menjadi saksi karena melihat dan mendengar langsung kejadian tersebut.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Pythag Kurniati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni di Pilkada Banten 2024

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni di Pilkada Banten 2024

Regional
Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Regional
Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Regional
Pembangunan 'Sheet Pile' di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Pembangunan "Sheet Pile" di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Regional
Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Regional
Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com