KOMPAS.com - Seorang sopir ambulans milik Puskesmas Kualian, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami penganiayaan yang dilakukan Wakil Bupati TTS Johny Army Konay.
Yaner Sesfaot (25), sang sopir ambulans, telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
"Dini hari tadi sekitar pukul 01.00 Wita, saya datang ke kantor polisi untuk laporkan kejadian ini,” ujarnya, Kamis (3/3/2022).
Laporan Yaner tertuang dalam laporan polisi nomor:LP/B/62/III/2002/SPKT/RES TTS/POLDA NTT, Kamis, 3 Maret 2022.
"Saya sudah laporkan Bapa Wakil Bupati ke Polres. Saat lapor, saya didampingi pengurus Araksi (Aliansi Rakyat Anti Korupsi)," ucapnya.
Warga Kelurahan Cendana, Kecamatan Kota Soe, TTS, ini berharap, laporannya ditindaklanjuti polisi hingga tuntas.
"Saya berharap, masalah ini bisa diselesaikan dengan betul-betul adil oleh pihak yang berwenang," ungkapnya.
Kronologi sopir ambulans dianiaya Wakil Bupati TTS
Peristiwa tersebut bermula pada Selasa (1/3/2022) sore.
Saat itu, Yaner mengantarkan seorang dokter dari salah satu toko swalayan menuju tempat kos sang dokter di Kota Soe.
Untuk ke tempat indekos sang dokter, ambulans Yaner harus melewati lorong pertokoan yang dipenuhi sejumlah kendaraan roda empat yang parkir di sisi kiri.
Sewaktu berada di pertengahan lorong, mereka berpapasan dengan mobil berpelat merah DH 2 C yang dikemudikan Wakil Bupati TTS Johny Army Konay.
Melihat ada mobil wakil bupati, Yaner menepikan ambulansnya ke sisi kanan supaya mobil Army bisa melintas dengan baik.
Akan tetapi, saat melintas, mobil yang dikemudikan Army menyerempet ambulans. Akibatnya, sisi sebelah kiri bagian belakang mengalami kerusakan.
"Setelah itu, saya turun dari mobil ambulans dan menghampiri meminta maaf kepada bapa wakil bupati," tuturnya.
Army lantas turun mobil untuk mengecek kerusakan. Army kemudian menanyakan dirinya dari puskesmas mana dan siapa nama kepala puskesmas.
"Pak wakil bupati bilang, ‘Besok kasih tahu kau punya kepala puskesmas untuk perbaiki mobil ini.’ Saya bilang siap bapa," tutur Yaner.
Sehari setelahnya, atau pada Rabu (2/3/2022), Yaner bersama seorang dokter dan Kepala Puskesmas Kualin mendatangi rumah dinas Army Konay. Mereka hendak bertemu sang wakil bupati.
Tak lama berselang, mereka disuruh ke bengkel mobil yang berada di belakang rumah jabatan Army.
Kemudian, di bengkel tersebut, Yaner duduk berjejer dengan dokter dan kepala Puskesmas.
Beberapa waktu kemudian, Army datang. Ia lalu mengambil sebuah kursi dan duduk tepat di samping Yaner.
Dari perbincangan, terungkap bahwa Army sengaja menabrak ambulans.
"Bapa wakil langsung bilang, 'Saya yang sengaja tabrak kamu karena saat berpapasan, kamu tidak membunyikan klakson mobil'," bebernya.
Mendengar itu, Yaner berdiri untuk minta maaf. Bukannya memaafkan, Army malah memakinya berulang kali.
Tak cuma itu, Army kemudian memukul Yaner di bagian mulut. Masker yang dipakai Yaner pun ditarik hingga putus.
Setelah itu, Yaner bangun dari kursinya. Namun, dia dipukul lagi di bagian wajah. Yaner lantas keluar dari bengkel karena saat itu Army sedang emosi.
Dia kemudian mengantar ambulans ke puskesmas.
Army angkat bicara soal pelaporan dirinya ke polisi.
Menurutnya, dirinya menampar Yaner karena sikap sang sopir ambulans tak beretika dan membangkang saat berbicara dengannya di rumah jabatan Wakil Bupati TTS.
Meski begitu, kata Army, tamparan tersebut tidak kuat dan hanya sekali.
”Dia masuk di rumah jabatan tidak sopan, duduk sejajar saya. Saya suruh dia cabut masker baru berbicara karena dia berbicara tidak jelas, tapi dia malah melawan. Makanya saya tampar dia, tapi tidak kuat,” jelasnya kepada wartawan, Kamis.
"Setelah saya tampar, dia malah bangun jalan ke luar, setelah itu kembali masuk dan duduk sejajar lagi dengan saya,” imbuhnya.
Seusai peristiwa itu, Army meminta Yaner, kepala Puskesmas Kualin, dan seorang dokter untuk pulang.
Army meminta supaya mereka mendinginkan kepala sebelum kembali berbicara dengan dirinya.
”Sebagai bawahan, seharusnya dia datang sopan bukan berlagak melawan dan tidak beretika. Sebagai atasan, saya merasa tidak terima dengan sikap tersebut dan ingin membina dia,” bebernya.
Atas pelaporan dirinya, Army mengaku siap apabila dipanggil polisi untuk memberikan keterangan.
Ia meminta supaya Kepala Puskesmas Kualin dan seorang dokter yang mendampingi Yaner sewaktu peristiwa itu, untuk menjadi saksi karena melihat dan mendengar langsung kejadian tersebut.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Pythag Kurniati)
https://regional.kompas.com/read/2022/03/04/054300978/aksi-wakil-bupati-tts-tampar-sopir-ambulans-gara-gara-korban-tak-bunyikan